Wednesday, February 26, 2014

Menara Jam Raksasa, Bangunan yang “Mengganggu” di Makkah

Tepat di depan pintu utama Masjidil Haram Makkah, berdiri sebuah menara jam raksasa dengan tinggi 601 m, Makkah Clock Royal Tower. Menara yang semula direncakan berketinggian 743 m ini tercatat sebagai bangunan tertinggi nomor dua di dunia setelah Burj al Khalifa, Dubai yang berketinggian 828 m. Melewati Taipei 101 Tower di Taiwan, yang mempunyai ketinggian 508 m.

Abraj al Bait, tepat berada di depan Masjidil Haram (Foto:skyscrapercenter.com)

Menara ini merupakan salah satu hotel dari komplek tujuh hotel Abraj al Bait. Enam hotel lainnya masing-masing diberi nama Hajar, Zamzam, Maqam, Qibla dengan ketinggian 250, serta Marwa dan Safa yang punya ketinggian 240 m.
Bentuk menara jam ini sangat mirip dengan menara jam raksasa Big Ben di London, tetapi ukurannya lebih besar 3 kali lipat. Jam pada menara tersebut pada malam hari akan berwarna hijau bisa dilihat dari jarak 17 km, sedangkan pada siang hari akan berwarna putih dan masih bisa dilihat dari jarak 12 km. Dua juta lampu LED dibawah jam dinyalakan lima kali sehari sebagai pertanda waktu shalat.  Lampu ini bisa terlihat terangnya sampai 28 kilometer.

Menara Jam dari jarak 3 km


Komplek Abraj al Bait ini seluruhnya memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen ditambah 20 lantai pusat perbelanjaan dan tempat parkirnya sanggup menampung 1000 mobil. Pembangunan komplek Abraj al Bait ini dikerjakan oleh grup Bin Laden, perusahaan kontrusksi terbesar di Arab Saudi. Tujuannya antara lain agar Makkah mampu menampung 10 juta jamaah haji. Saat ini Makkah hanya mampu menampung sekitar 3 juta jamaah.

Abraj al Bait dari depan pintu Masjidil Haram


Kritik terhadap Pembangunan Menara

Banyak yang mendukung proyek pembangunan Abraj al Bait, tetapi tidak sedikit juga yang memberikan kritik. Beberapa di antaranya adalah seperti yang ditulis oleh Gunawan Mohammad dalam Catatan Pinggir-nya. Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian menyebut pembangunan tersebut sebagai It is the end of Mekkah“.
Sementara Sami Angawy, arsitek pendiri Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah memandang transformasi yang berlangsung Makkah berada di bawah kuasa para pengusaha properti dan pengembang. “Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam.  Bahkan mereka renggut gunung dan bukit.”
Pembangunan Abraj al Bait ini juga sempat menimbulkan ketegangan antara pemerintah Arab Saudi dan Turki karena harus menggusur Benteng Ajyad yang dibangun oleh Keraajaan Turki Usmani pada tahun 1781. Pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk melindungi Ka’bah dari serangan pihak luar.

Benteng Ajyad, Situs yang tergusur karena pembangunan Abraj al Bait (foto : Wikimedia)


Bagi saya pribadi, komplek Abraj Al Bait adalah bangunan yang “mengganggu” di kota Makkah. Komplek ini sangat kontras dengan keberadaan Masjidil Haram dengan bangunan Ka’bahnya yang tepat berada tepat di bawahnya.
Sejak 14 abad yang lalu bangunan masjid merupakan simbol dari kesetaraan, kesederhanaan dan kerendahan manusia di hadapan Allah SWT. Sementara Abraj al Bait adalah simbol hedonisme dan kemewahan. Bangunan ini juga terkesan a-historis, tanpa ada hujan dan angin tiba-tiba berdiri bangunan yang bentuk dan nuansanya sangat berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
Pembimbing haji saya selalu memberikan nasehat kepada para jamaah, jika kita ingin menjadi haji mabrur maka harus memperbanyak thawaf di Masjidil Haram, bukan di Bin Dawuud. Bin Dawuud adalah mall dan super market yang berada di lingkungan komplek Abraj Al Bait tersebut.
Dalam bayangan ideal saya, seharusnya bangunan yang paling bagus dan paling tinggi yang didirikan di Makkah adalah bangunan Masjidil Haram lengkap dengan menara-menaranya, bukan bangunan yang lain. Sementara tanah-tanah di sekitar masjid dibiarkan menjadi lapangan terbuka. Sejauh-jauh mata memandang, pemandangan yang paling menonjol adalah  bangunan Masjidil Haram.
Yang terjadi sekarang justru sebaliknya, Masjidil Haram terlihat seperti miniatur yang berada di ketiak Abraj Al Bait. Keanggunan dan kesederhanaan Masjidil Haram tertutup dengan keangkuhan dan kemegahan Abraj Al Bait.

Tanda Kiamat ?

Dalam sudut pandang agama, menurut keterangan yang pernah saya dengar, bermunculannya gedung-gedung pencakar langit di Tanah Haram sebenarnya adalah termasuk salah satu tanda datangnya hari kiamat. “Tidak akan datang hari kiamat hingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan. ”, begitu sabda Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Hajar, salah seorang ulama hadits menerangkan bahwa makna salah satu makna berlomba-lomba meninggikan bangunan adalah setiap orang ingin rumahnya lebih tinggi lagi daripada yang lainnya. Makna lainnya adalah berbangga-bangga dgn memperhias & memperindah bangunan atau makna lain yang lebih umum dari itu.
Kalau fenomena tersebut benar-benar terjadi, alangkah mengerikannya. Wallahu a’lam.


Sumber : Kompasiana 

LINK TERKAIT :
” MENGAPA ADA LAMBANG TANDUK SETAN DI ATAS KA’BAH “

Saturday, February 22, 2014

Fenomena Caleg

Pemilu 2014 tinggal beberapa bulan lagi. Partai politik sejak lama sudah menyiapkan calegnya untuk dipilih oleh rakyat. Dan rakyat, mau tak mau harus memilih diantara caleg-caleg yang disuguhkan masing-masing parpol.

Nyaris tak ada ruang negosiasi yang dibangun untuk rakyat ditengah penentuan caleg-caleg parpol itu. Rakyat (sebagai pemilih) benar-benar hanya dipandang sebagai subjek yang bisu. Rakyat, seolah "wajib" menerima kontestan caleg yang ditawarkan parpol.

Malang niang, nampaknya rakyat sengaja dibiarkan sebagai subjek yang bisu. Sebab sesungguhnya, parpol boleh saja berkreasi membangun mekanisme untuk menjaring caleg-caleg yang dikehendaki rakyat. Kreasi itu bisa ditempuh dengan berbagai metode sepanjang substansinya tercapai, yakni; mendapatkan caleg selera rakyat, bukan selera elit parpol.

Apa lacur, sampai kini rakyat tak pernah tahu apa pertimbangan parpol mengusung caleg-calegnya. Apa dasar parpol untuk memasukkan seseorang dalam daftar caleg? Apakah karena ia kader partai? Atau orang lain yang dekat dengan elit partai? Apakah ia tokoh masyarakat, tokoh yang dikenal karena jejak rekamnya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat? Atau karena ia tokoh an sich, tanpa mempedulikan jejak rekam atau kinerjanya, dan murni hanya persoalan dikenal dan tidak dikenal? Di mana peran kader dan publik dalam menentukan kriteria tersebut? Tanpa ragu kita bisa menjawabnya dengan jelas: tidak ada (Attia Nur, Demos, 2013).

Patut disayangkan fakta itu, sebab bagaimanapun juga publik berhak tahu siapa calon wakilnya diparlamen. Entah disadari atau tidak oleh parpol kita, situasi itu menjauhkan pemilu dari substansi demokrasi. Sebab pemilu--dalam arti substansi--merupakan salah satu cara untuk menjaring wakil rakyat yang kapasitasnya layak diketahui publik.

Empat Soal
Dengan situasi seperti itu, setidaknya terbit beberapa fenomena buruk terkait pen-caleg-an, khususnya di Sulsel. Fenomena buruk itu begitu kentara terjadi. Pertama, kapasitas sumberdaya manusia (SDM) caleg terlihat kabur dimata publik. Sampai hari ini, ribuan baligho caleg dari ukuran kecil hingga ukuran raksasa hadir diruang-ruang publik. Tetapi, baligho-baligho itu sedikitpun tak dapat merepresentasikan kapasitas SDM caleg bersangkutan.

Kita patut khawatir dengan soal ini, sebab caleg adalah calon yang akan menjadi perwakilan politik rakyat banyak. Menjadi wakil rakyat, modal paling utama adalah kapasitas SDM yang relevan. Sebab untuk apa duduk dikursi legislator bila tak mampu bekerja untuk rakyat? Sayangnya, parpol kita tidak memperhitungkan aspek ini. Yang cenderung diutamakan parpol adalah merekrut caleg berdasarkan kapasitas finansial dan popularitas. Dan popularitas ini acapkali ditentukan pula oleh kapasitas finansial.

Kedua, caleg tidak kreatif membangun gagasan politik secara spesifik yang bisa meyakinkan kita bahwa yang bersangkutan layak jadi wakil rakyat. Ini efek lanjut dari masalah kapasitas SDM yang serba kabur. Kita bisa saksikan, bagaimana baliho dan alat peraga para caleg berbicara isu-isu makro yang mengambang. Kita tak mampu menangkap ide brilian yang spesifik sesuai konteks warga di dapil caleg bersangkutan. Absurditas lantas menjadi ciri umum dari ide-ide politik yang disebar para caleg.

Ketiga, kita lalu sulit membedakan antara caleg satu dengan lainnya. Yang terasa berbeda hanyalah dapil dan atribut parpol masing-masing caleg. Selain karena aspek kapasitas SDM dan krisis kreativitas, aspek ini dipengaruhi oleh kegagalan caleg menyelami ideologi parpolnya. Kegagalan ini sesungguhnya diawali dari buruknya tata kelola parpol kita. Padahal, ideologi perjuangan parpol adalah pembeda mendasar setiap parpol.

Keempat, kentalnya jaringan kekerabatan lintas parpol dilevel para caleg. Satu parpol misalnya diisi oleh sejumlah karib kerabat yang sama. Dan seorang caleg punya hubungan kekerabatan dengan caleg lainnya di parpol yang berbeda.
Jaringan kekerabatan ini seolah telah dikonsolidasikan sebelumnya bahwa karib kerabat harus didistribusi ke seluruh parpol untuk menjadi caleg pada Pemilu 2014 mendatang. Ditinjau dari arti demokrasi dalam makna prosedural mungkin tak ada soal. Tetapi jika dianalisis dalam perspektif demokrasi substansial kelihatannya fenomena ini menjadi soal.

Mengapa? Sebab ini terkait dengan aspek kapasitas SDM dan kesempatan yang sama bagi kader parpol lainnya. Prinsip dasarnya, parpol sebagai institusi demokrasi formal harus membuka kesempatan yang setara kepada kader dan warga negara lainnya. Parpol bukanlah organisasi kekerabatan/keluarga. Dengan dominasi kerabat dalam susunan caleg parpol dan lintasparpol seperti itu, niscaya hanya akan memperburuk citra parpol yang sejak dulu memang buruk di mata publik.
Dengan keempat persoalan itu nampaknya akan terasa sulit bagi kita berharap banyak hadirnya legislator-legislator yang benar-benar mampu menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat dimasa datang. Keempat soal itu malah berpotensi memacetkan lembaga perwakilan politik rakyat.(*)

Sumber: tribunnews.com

Sunday, February 9, 2014

Fenomena Valentine Day Dan Solusinya

 Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan dengan bulan penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka akan selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14 februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu valentine atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini selalu diidentikan dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan memberikan sesuatu bisa cokelat, bunga dan sebagainya kepada pasangannya yang sedang memadu cinta sebagai bentuk rasa kasih sayang.

Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan sangat massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya  dimana amerika dan sekutunya sebagai  aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis karena di Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja muslimlah yang jadi korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar membabi buta dari media seperti televisi, koran, majalah dan sokongan kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan liberalis)  juga sarana lainnya membuat remaja kita sulit untuk melawan budaya valentine day ini yang sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun temurun terwarisi.

Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda muslim, mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta-realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja  yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan, berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.
Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari pergaulan bebas yang tidak terkendali  seperti sex bebas, minum-minuman keras, narkoba, tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini. Mereka sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi – tradisi tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis sekolah, remaja masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru juga sholat berjamaah tergerus oleh tradisi budaya asing (jahiliyah) yang negatif salah satunya adalah perayaan hari valentine ini.

Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari hari ke hari berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa kota besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan bangsa ini, dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang diharapkan mampu membawa negeri ini kearah yang lebih baik telah teracuni, cacat mental dan fisiknya, dan tidak berdaya (terbelakang) akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang semakin melekat pada pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex bebas) dan drugs (narkoba).
Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan  di lima kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pegaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya adalah para mahasiswa.

Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa yang terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya menyesali dan berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja untuk memperbaiki fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan pada hal-hal yang positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi sangat penting bagi pencerdasan dan pencerahan mereka mengenai fenomena pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu sebagai pemuda apalagi berstatus mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran kritis, idealis, dinamis dan reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat fenomena memperihatinkan seperti ini.

Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas, sudah seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri ini tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan hari valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk perlawanan terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini mengajak seluruh komponen umat islam untuk menolak valentine day dan mempertahankan tradisi keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat terutama bagi para remaja. Berawal dari jilbab kita perbaiki moral bangsa.

Sumber : dakwahadalahsolusi

Monday, February 3, 2014

Sebuah Fenomena Yang Mulai Diremehkan Para Istri

Banyak rumah tangga hancur berantakan setelah berjalan sekian tahun hanya karena perkara kecil. Baik perkara itu berasal dari suami atau dari istri. Namun jika suatu wanitanya baik, maka negaranya akan baik. Berlandaskan itu maka perlu kiranya sang istri mengetahui hak-hal suami atasnya, sehingga-Insyaallah- rumah tangga akan berjalan langgeng.
Hak-hak seorang suami atas isterinya banyak dan luhur, yang demikian itu karena agungnya hak suami atas isterinya. Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, yang artinya: “Seandainya aku diperbolehkan menyuruh seseorang untuk bersujud kepada orang lain, pasti telah kusuruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya.”Ketaatan seorang isteri kepada suaminya adalah sebuah kewajiban, jika ia (istri) membangkang dan terus menerus dalam menyelisihi suaminya, maka ia akan selalu berada dalam murka Allah hingga sang suami ridla kepadanya.

Berikut kita nukilkan secara ringkas tentang beberapa hak suami atas isterinya:

Hendaknya seorang isteri tidak mengurangi ketaatan kepada suaminya, sedangkan asal ketaatan adalah dalam hal-hal yang ma”ruf (sesuai syar”i). Hal ini sesuai dengan sabda Rasul ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya kurang lebih: “Tidaklah ketaatan itu kecuali yang ma”ruf”
Hendaknya ketika suami tidak ada, isteri tidak memasukkan kerumah suaminya, seseorang yang bukan ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah kalian masuk kepada wanita, . Maka berkata seorang sahabat Anshar: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu dengan ipar?. Beliau menjawab : Ipar adalah maut.”

Dan juga karena sabdanya, yang artinya: “Dan sesungguhnya kalian (wahai para suami) yaitu mereka hendaknya tidak memasukkan kerumah kalian seorang yang kalian tidak sukai, maka jika mereka melakukan hal itu maka pukullah dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Dan mereka juga punya hak atas kalian yaitu menafkahi mereka dan memberikan mereka pakaian secara ma”ruf.”
Hendaknya isteri tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya, jika ia berbuat demikian (keluar rumah tanpa ijin) maka ia terus berada dalam kemaksiatan dan ia layak untuk mendapat adzab.

Diperbolehkan bagi wanita untuk keluar ke pasar dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhannya dengan tetap mempunyai rasa malu yang besar dan mempunyai komitmen dengan pakain syar”i dan menjaga anggota badan dari melakukan kemungkaran-kemungkaran.

Karena hadits Aisyah yang berkata: ”Telah keluar Saudah bintu Zam”ah pada suatu malam, maka Umar melihatnya dan mengenalinya, kemudian dia berkata: Demi Alloh, sesungguhnya engkau tidak tersembunyi dari kami. Maka kembalilah Saudah kepada Nabi, kemudian Saudah menceritakan hal itu kepada rasulullah, ketika itu beliau berada dirumahku (A”isyah -red) sedang makan malam dan ditangan beliau ada tulang, makaturunlah wahyu kepada beliau, yang memberikan keringanan terhadap masalah itu, Beliau berkata: Sungguh Alloh mengijinkan kalian (para wanita) untuk keluar memenuhi kebutuhan-kebutuhan kalian. Sedangkan untuk shalat para wanita lebih baik dirumah.
Hendaknya isteri menjaga harta suaminya, maka ia tidak menggunakannya tanpa ridha suaminya dan tidak membelanjakannya tanpa sepengetahuan suaminya, karena sabda Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatupun dari rumah suaminya kecuali dengan ijin suaminya.”

Hendaknya siteri memberikan pelayanan kepada suami dirumahnya, dan membantunya untuk mendapatkan rasa hidup yang indah, maka sesungguhnya hal itu mebantunya (suami) untuk bisa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk melaksanakan kewajibannya.
Dan jika seorang isteri tidak mampu melakukan sesuatu, maka suami tidak boleh membebani apa yang diluar batas kemampuannya. sementara jika suami bisa melakukannya, maka hendaknya ia melakukannya, karena hadits A”isyah : Bahwa Rasulullah biasa menjahit pakaiannya sendiri, menambal kasutnya (sandal) dan beliau berlaku sebagaimana seorang lelaki dirumahnya.
Hendaknya isteri bersyukur (berterima kasih) atas segala kebaikan suami kepadanya dan janganlah isteri mengingkari kebaikan suaminya, maka sesunguhnya yang demikian itu akan mendatangkan kebencian dari Allah, karena Nabi ShalAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Alloh tidak mau melihat wanita yang tidak tahu terima kasih kepada suaminya sedang ia (wanita) tidak merasa cukup kepadanya (suaminya).”

Dan juga karena sabda ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Diperlihatkan kepadaku neraka, maka sebagian besar penghuninya adalah para wanita yang kufur. Dikatakan :” Apakah mereka kufur kepada Allah Rasullah menjawab : Mereka kufur terhadap suami mereka dan mereka mengingkari kebaikan suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian ia (wanita tersebut) melihat sesuatu (yang tidak disukainya), ia akan berkata : Aku sama sekali belum pernah melihat mu.” (HR: Bukhari dan Muslim)
Hadits ini merupakan peringatan penting bagi para wanita yang beriman kepada Allah dan bagi wanita yang mengaharapkan kampung akherat. Dalam hal ini ada bukti dari hadits lain: “Penghuni surga yang paling sedikit adalah dari kalangan wanita” (HR: Muslim dan Akhmad)

Maka tidak pantas seorang wanita yang mencari keselamatan kemudian menyelisihi suami kepada yang selain diberikan suami dengan kufur/mengingkari kebaikan suaminya atau banyak mengeluh karena sebab-sebab yang sangat sepele. Dan wanita mana yang saja yang menyakiti suaminya akan dilaknat para bidadari (wanita-wanita surga yang disediakan sebagai istri-istri pria beriman) maka ia (wanita) akan berada dijurang kehancuran jika terus menerus melakukan perkara yang dilarang itu. Sesuai dengan sabda Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, kecuali berkata istrinya yang dari bidadari : Janganlah kau sakiti dia (suami) – semoga Allah mencelakakanmu – maka tidak lain dia (suami) disisimu hanya seorang asing yang sebentar lagi akan meningalkanmu menuju kami.” (HR: AT- Tirmizi, Ibnumajah, dan Akhmad).

Saturday, February 1, 2014

Fenomena Pemilu Dan Sosok Pemimpin 2014

Lembar hari berganti, pemilu yang rencananya 2014 pun beberapa langkah lagi, jabatan menjadi barang dagangan dan telah dipersiapkan oleh setiap kelompok agar unggul.

Fenomena apa yang terjadi pada Pemilu ini :

1. Iklan
Iklan akan bertebaran dimana-mana, sepanjang jalan akan semrawut dengan iklan yang menghalangi keindahan kota dan kurang efektif karena terlalu banyak yang ditempel orang akan susah mengingat. Iklan yang efektif adalah iklan yang mengandung sugesti pada seseorang sehingga membuat yakin. Iklan yang mampu menghipnotis berulang-ulang sehingga membekas di benak setiap orang, lewat stasion TV dan radio yang biayanya memang wah dan ini telah dilakukan oleh partai baru.

Iklan yang terbukti mendulang sukses adalah iklan partai penguasa di tahun 2009 yang hinga kini menuai kontroversi 'say no to korupsi'

2. Mitos
Masyarakat Indonesia yang masih percaya tinggi atas ramalan yang bertebaran dan menjamur di internet, serta paranormal yang merangkap  artis. Mereka akan jadi incaran para pemain politik, dengan menyebarkan isu yang kriterianya  hampir sama dengan tokoh mereka.
Pemilu 1999 berhembuslah isu tentang sosok Ratu Adil. Setelah kepemimpinan Bapak Pembangunan yang dirasa keadilan hanya dimiliki oleh orang berduit, rakyat mendambakan keadilan yang sesungguhnya. Ratu bukan pria tetapi wanita, sehingga dengan gemilang sang banteng merah mampu di puncak klasemen. Dan tahun 2004 masyarakat mendambakan datangnya sang Satrio Piningit.

Untuk pemilu 2014 ramalan yang bertebaran adalah seorang yang religius dan tersembunyi.

3. Simpati
Simpati rasa kasihan di perlakukan tidak adil, selalu di jegal oleh orang berkuasa, justru inilah yang akan mendapatkan hati rakyat. seorang anak proklamator yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, hati rakyat pun iba dan berbuah dukungan luar biasa di tahun 1999. Begitu pula SBY yang serasa tidak direstui ketika mencalonkan diri.

Untuk tahun 2009 seorang yang paling mendapatkan simpati dimasyarakat adalah sang Mantan Menteri Keuangan. Yang ternyata menjadi maskot kasus yang menghebohkan masyarakat, Kasus Bank Century.

4. Sosok
Rakyat sangat mendambakan sosok yang mampu memimpin bangsa ini menuju puncak kejayaan. Setelah sang Bapak Pembangunan lengser, rakyat mendambakan sosok yang adil, namun kenyataannya di bingungkan dengan sosok wanita, sedangkan mayoritas penduduk adalah muslim, imam sendiri adalah seorang laki-laki, sosok kyai pun menjadi pemimpin bangsa ini. Begitulah sifat manusia yang tidak pernah puas, serasa tidak cocok jika pemimpin negara ini di pegang oleh orang yang sakit, maka digulingkanlah lewat kasus bulog.  Kenapa tidak disembunyikan seperti kasus Century? Kemudian anak sang proklamator yang menggantikan dan sesuai keinginan rakyat dalam Pemilu, akan tetapi saat pemilu 2004 rakyat mulai kangen sosok yang jantan tanpa pandang bulu, sosok yang berwibawa, sosok yang ditakuti negara lain yaitu sosok bapak pembangunan dan terpilihlah SBY ini.

Untuk tahun 2014 nanti sosok dambaan rakyat adalah yang tegas tidak tidak terkesan lambat, pemberani, mungkin yang digambarkan sosok ini adalah Prabowo dan Mahfud MD. Untuk Dahlan Iskan dan Joko Widodo  juga merupakan dambaan rakyat, namun untuk saat ini kepopuleran mereka masih di kalangan terpelajar, untuk rakyat kecil pendidikan rendah, belum mengenal sosok ini.

Gambaran diatas adalah strategi partai, lalu apa strategi individu rakyat dalam menjual dirinya?

Mungkin saat Pemilu itulah rakyat menjadi raja, entah kenapa jika ada perkara yang menyangkut rakyat kecil, mereka  berlomba-lomba untuk membelanya namun jika bukan dalam masa kampanye ogah-ogahan. Saat itulah janji seribu janji terucap namun bukti atas janji selalu dipertanyakan dikemudian hari. Semua orang tahu isuk dele sore tempe, sore tempe isuk dele, namun sepertinya sumbangan yang diberikan membuat rakyat terlena. Masa kampanye adalah masa perputaran roda, pada saat itu para penguasa di putaran paling bawah dan rakyat pada putaran paling atas, jika yang kau pilih telah mengecewakanmu, buat apa kau pilih lagi yang akan menambah kekecewaanmu.

Suaramu penentu nasib bangsa ini, jadi jangan ragu selami hati nuranimu, pilihlah yang terbaik dari yang terbaik menurut hati nuranimu. Perkembangan negara tergantung siapa penguasa yang mampu mengolah negeri ini, sedangkan penentu penguasa yang bijak adalah suaramu, ayo kita sukseskan pemilu 2014 dengan ikut berpartisipasi.

“Ketahuilah! Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggung-jawaban atas kepemimpinan-mu. (Muhammad SAW. )

Sumber: facebook.com