Monday, January 6, 2014

Fenomena Warnet jadi Bilik Asmara

Baru-baru ini banyak sekali muncul kasus cabul yang terjadi di bilik warung internet (warnet). Salah satu contohnya kasus mesum yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah. Polisi yang sedianya menggelar razia pelajar di warnet, ternyata menemukan dua pasangan mahasiswa sedang asyik mesum di bilik warnet.

Berikutnya kasus indehoy dua siswa dan siswi SMK di Boyolali, Jawa Tengah, hingga si perempuan hamil. Keduanya juga mengaku pernah indehoy di dalam bilik warnet sebelum pacarnya hamil dan melahirkan bayi. Mereka kemudian membunuh bayi dan menguburkannya.

Sepertinya fenomena mesum di dalam warnet ini kerap terjadi, terutama di daerah-daerah di Indonesia. Pada 5 Mei 2013 lalu, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan sampai berencana membuat Peraturan Bupati (Perbup) tentang bilik warung internet.

Hal itu dilakukan karena tingginya kasus pencabulan yang terjadi di dalam bilik warnet. Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan, kasus pencabulan yang mayoritas melibatkan pelajar sangat memprihatinkan. Terakhir, kasus mesum di warnet terjadi di wilayah Kecamatan Playen dengan korban anak di bawah umur.

"Kasus tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah saja namun juga menjadi tanggung jawab keluarga, lingkungan dan pemerintah daerah," kata Badingah di Gunung Kidul.
Fenomena ini itu juga terjadi di Magelang, Jawa Tengah. Anggota Komisi C DPRD setempat, Eddy Sutrisno menuntut Pemkot Magelang mengatur usaha warung internet (warnet) serta permainan (game) online. Bahkan DPRD mendesak Pemkot Magelang segera menyusun Perda yang mengatur kedua usaha tersebut.

"Saya melihat, selain bilik-bilik warnet di Kota Magelang seperti kamar-kamar yang tertutup, masih banyak juga warnet-warnet yang tidak memproteksi situs-situs porno. Situs ini kemudian banyak dibuka pengunjung. Termasuk pelajar yang dapat mendorong perbuatan mesum di dalam bilik itu," tegas Eddy.

Hal itu karena Eddy menanggapi kasus tertangkapnya dua pasang pelajar SMA yang berbuat mesum di bilik warnet oleh Satpol PP. Kepergoknya dua pelajar yang tengah mesum di bilik warnet itu, menurut Eddy mengisyaratkan bahwa keberadaan warnet-warnet itu tak hanya berdampak positif tapi juga dampak negatif.

"Dampak negatif yang harus segera dieliminir, salah satunya dengan membuat Perda. Perda ini harus tegas, mengatur dari jam operasi, tata ruang usaha, hingga tegas mengatur kalau pelajar berseragam sekolah tidak diperkenankan masuk. Tujuannya semata-mata untuk menyelamatkan generasi muda," pungkasnya.

Sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment