Sunday, February 9, 2014

Fenomena Valentine Day Dan Solusinya

 Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan dengan bulan penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka akan selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14 februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu valentine atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini selalu diidentikan dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan memberikan sesuatu bisa cokelat, bunga dan sebagainya kepada pasangannya yang sedang memadu cinta sebagai bentuk rasa kasih sayang.

Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan sangat massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya  dimana amerika dan sekutunya sebagai  aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis karena di Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja muslimlah yang jadi korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar membabi buta dari media seperti televisi, koran, majalah dan sokongan kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan liberalis)  juga sarana lainnya membuat remaja kita sulit untuk melawan budaya valentine day ini yang sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun temurun terwarisi.

Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda muslim, mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta-realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja  yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan, berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.
Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari pergaulan bebas yang tidak terkendali  seperti sex bebas, minum-minuman keras, narkoba, tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini. Mereka sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi – tradisi tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis sekolah, remaja masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru juga sholat berjamaah tergerus oleh tradisi budaya asing (jahiliyah) yang negatif salah satunya adalah perayaan hari valentine ini.

Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari hari ke hari berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa kota besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan bangsa ini, dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang diharapkan mampu membawa negeri ini kearah yang lebih baik telah teracuni, cacat mental dan fisiknya, dan tidak berdaya (terbelakang) akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang semakin melekat pada pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex bebas) dan drugs (narkoba).
Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan  di lima kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pegaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya adalah para mahasiswa.

Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa yang terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya menyesali dan berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja untuk memperbaiki fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan pada hal-hal yang positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi sangat penting bagi pencerdasan dan pencerahan mereka mengenai fenomena pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu sebagai pemuda apalagi berstatus mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran kritis, idealis, dinamis dan reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat fenomena memperihatinkan seperti ini.

Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas, sudah seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri ini tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan hari valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk perlawanan terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini mengajak seluruh komponen umat islam untuk menolak valentine day dan mempertahankan tradisi keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat terutama bagi para remaja. Berawal dari jilbab kita perbaiki moral bangsa.

Sumber : dakwahadalahsolusi

No comments:

Post a Comment