Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan dengan bulan
penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka akan
selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14
februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu
valentine atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini
selalu diidentikan dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan
memberikan sesuatu bisa cokelat, bunga dan sebagainya kepada
pasangannya yang sedang memadu cinta sebagai bentuk rasa kasih sayang.
Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan sangat
massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika
dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya dimana amerika
dan sekutunya sebagai aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis
karena di Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja
muslimlah yang jadi korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar
membabi buta dari media seperti televisi, koran, majalah dan sokongan
kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan liberalis) juga sarana lainnya
membuat remaja kita sulit untuk melawan budaya valentine day ini yang
sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun temurun terwarisi.
Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda muslim,
mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta-realita
yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja
yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan,
berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek
dari gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai
spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat
menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.
Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari pergaulan bebas
yang tidak terkendali seperti sex bebas, minum-minuman keras, narkoba,
tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari
menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini.
Mereka sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi –
tradisi tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis
sekolah, remaja masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru
juga sholat berjamaah tergerus oleh tradisi budaya asing (jahiliyah)
yang negatif salah satunya adalah perayaan hari valentine ini.
Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari hari ke hari
berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi
Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa
kota besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan
bangsa ini, dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang
diharapkan mampu membawa negeri ini kearah yang lebih baik telah
teracuni, cacat mental dan fisiknya, dan tidak berdaya (terbelakang)
akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang semakin melekat pada
pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex bebas) dan drugs
(narkoba).
Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan di lima
kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan
bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah
berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar
SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang
mungkin dari segi pegaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih
ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi dan pembuangan
bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya adalah para mahasiswa.
Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus
disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa
yang terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya
menyesali dan berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja
untuk memperbaiki fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan
pada hal-hal yang positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi
sangat penting bagi pencerdasan dan pencerahan mereka mengenai fenomena
pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu sebagai pemuda apalagi berstatus
mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran kritis, idealis, dinamis dan
reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat fenomena memperihatinkan
seperti ini.
Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas, sudah
seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta
dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri
ini tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat
internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan
hari valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk
perlawanan terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini
mengajak seluruh komponen umat islam untuk menolak valentine day dan
mempertahankan tradisi keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat
terutama bagi para remaja. Berawal dari jilbab kita perbaiki moral
bangsa.
Sumber : dakwahadalahsolusi
No comments:
Post a Comment