"Halo, selamat malam," sapa para wanita muda itu
ramah saat tamu memasuki ruang karaoke.
Penampilan mereka sensual. Dengan balutan rok mini dan pakaian serba ketat menggoda.
Sebutannya wanita pemandu lagu alias PL. Sering juga disebut purel atau kadang Lady Escort alias LC. Tapi semua nama itu artinya sama saja. Tugas wanita-wanita ini menemani tamu berkaraoke ria dan menyuguhkan minum.
Untuk menarik tamu, para wanita muda ini berpakaian seksi. PL adalah daya tarik utama sebuah tempat karaoke. Selain cantik, PL yang ramah dan pandai menyanyi disukai para tamu karaoke.
"Ya, PL penting sekali. Banyak tamu yang datang karena sudah kenal dengan PL di sini. Tapi tentu kita juga mengutamakan kenyamanan room, audio dan video yang bagus serta minuman yang berkualitas," kata Rudi, seorang manajer karaoke di Jakarta Barat saat berbincang dengan merdeka.com.
Tak sulit mencari tempat karaoke yang menyediakan wanita pemandu lagu nan seksi di Jakarta. Di kawasan Tamansari, Gajah Mada, Hayam Wuruk dan sekitarnya bertebaran tempat-tempat karaoke seperti ini.
Rata-rata untuk satu room atau ruangan karaoke yang bisa menampung enam orang bertarif Rp 100.000-150.000 per jam. Minimal booking untuk 3 jam. Ini hanya ruangan, tanpa minum dan pemandu lagu.
Satu botol bir umumnya dijual Rp 50.000. Sebotol minuman ringan bersoda Rp 20.000. Minuman alkohol per gelas berkisar antara Rp 90.000 sampai Rp 200.000. Sedangkan paket satu botol Jack Daniels atau Chivas Regal, Rp 1,7 juta hingga Rp 2,5 juta. Itu termasuk room untuk tiga jam dan dua wanita pemandu lagu.
"Lebih enak ambil paket. Udah semua biaya masuk, kalau tips untuk pemandu lagu di luar itu ya," kata Nita, resepsionis sebuah tempat karaoke.
Jika tidak mengambil paket, pemandu lagu biasanya bertarif mulai Rp 100.000 per jam. Jika tempat makin elite, tentu tarif PL juga makin mahal. Aturan minimal booking tiga jam, hanya untuk menemani bernyanyi. Tarif itu belum termasuk tips. Rata-rata PL di kawasan Taman Sari dan sekitarnya Rp 400.000 untuk tiga jam.
Nah, seringnya wanita pemandu lagu ini juga bisa dibooking. Setelah suasana panas dalam ruang karaoke, biasanya berlanjut ke hubungan yang lebih intim.
Diakui seorang Pemandu Lagu, Rina (25), memang karaoke hanya pemanasan. Wanita berambut sepunggung ini sudah biasa dirangkul atau dicolek tamu di dalam room karaoke.
"Biasanya mereka penasaran, dan ngajak lanjut. Saya lihat-lihat orangnya. Tapi biasanya saya tawarin Rp 500.000. Ya kurang dikit bolehlah, untuk sekali main," kata Rina.
Awalnya karaoke merupakan hiburan yang sangat populer bagi para pekerja di Jepang untuk melepas stres. Seiring membanjirnya alat elektronik dari Jepang, budaya karaoke pun mulai marak sekitar tahun 1970an di Jakarta.
Tingginya permintaan kaum adam membuat bisnis ini tak pernah mati. Di Jakarta, nyaris setiap malam tempat karaoke selalu dipadati pengunjung. Sebagian besar karena ingin dibelai oleh para pemandu lagu yang cantik dan berujung pada hubungan intim.
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar, menilai tempat karaoke telah berubah fungsi dari tempat bernyanyi menjadi tempat pertemuan pria hidung belang dan wanita yang siap melayani. Kehidupan metropolitan membuat tempat karaoke menjadi hiburan favorit.
Hampir tak mungkin menertibkan karaoke plus ini, karena razia hanya bersifat sementara. Begitu tak ada razia, kembali tempat karaoke dan gadis-gadis ini beroperasi.
"Karaoke menjadi tempat mesum ini bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi di kota-kota besar. Hal ini sudah menjamur," kata Musni.
Penampilan mereka sensual. Dengan balutan rok mini dan pakaian serba ketat menggoda.
Sebutannya wanita pemandu lagu alias PL. Sering juga disebut purel atau kadang Lady Escort alias LC. Tapi semua nama itu artinya sama saja. Tugas wanita-wanita ini menemani tamu berkaraoke ria dan menyuguhkan minum.
Untuk menarik tamu, para wanita muda ini berpakaian seksi. PL adalah daya tarik utama sebuah tempat karaoke. Selain cantik, PL yang ramah dan pandai menyanyi disukai para tamu karaoke.
"Ya, PL penting sekali. Banyak tamu yang datang karena sudah kenal dengan PL di sini. Tapi tentu kita juga mengutamakan kenyamanan room, audio dan video yang bagus serta minuman yang berkualitas," kata Rudi, seorang manajer karaoke di Jakarta Barat saat berbincang dengan merdeka.com.
Tak sulit mencari tempat karaoke yang menyediakan wanita pemandu lagu nan seksi di Jakarta. Di kawasan Tamansari, Gajah Mada, Hayam Wuruk dan sekitarnya bertebaran tempat-tempat karaoke seperti ini.
Rata-rata untuk satu room atau ruangan karaoke yang bisa menampung enam orang bertarif Rp 100.000-150.000 per jam. Minimal booking untuk 3 jam. Ini hanya ruangan, tanpa minum dan pemandu lagu.
Satu botol bir umumnya dijual Rp 50.000. Sebotol minuman ringan bersoda Rp 20.000. Minuman alkohol per gelas berkisar antara Rp 90.000 sampai Rp 200.000. Sedangkan paket satu botol Jack Daniels atau Chivas Regal, Rp 1,7 juta hingga Rp 2,5 juta. Itu termasuk room untuk tiga jam dan dua wanita pemandu lagu.
"Lebih enak ambil paket. Udah semua biaya masuk, kalau tips untuk pemandu lagu di luar itu ya," kata Nita, resepsionis sebuah tempat karaoke.
Jika tidak mengambil paket, pemandu lagu biasanya bertarif mulai Rp 100.000 per jam. Jika tempat makin elite, tentu tarif PL juga makin mahal. Aturan minimal booking tiga jam, hanya untuk menemani bernyanyi. Tarif itu belum termasuk tips. Rata-rata PL di kawasan Taman Sari dan sekitarnya Rp 400.000 untuk tiga jam.
Nah, seringnya wanita pemandu lagu ini juga bisa dibooking. Setelah suasana panas dalam ruang karaoke, biasanya berlanjut ke hubungan yang lebih intim.
Diakui seorang Pemandu Lagu, Rina (25), memang karaoke hanya pemanasan. Wanita berambut sepunggung ini sudah biasa dirangkul atau dicolek tamu di dalam room karaoke.
"Biasanya mereka penasaran, dan ngajak lanjut. Saya lihat-lihat orangnya. Tapi biasanya saya tawarin Rp 500.000. Ya kurang dikit bolehlah, untuk sekali main," kata Rina.
Awalnya karaoke merupakan hiburan yang sangat populer bagi para pekerja di Jepang untuk melepas stres. Seiring membanjirnya alat elektronik dari Jepang, budaya karaoke pun mulai marak sekitar tahun 1970an di Jakarta.
Tingginya permintaan kaum adam membuat bisnis ini tak pernah mati. Di Jakarta, nyaris setiap malam tempat karaoke selalu dipadati pengunjung. Sebagian besar karena ingin dibelai oleh para pemandu lagu yang cantik dan berujung pada hubungan intim.
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar, menilai tempat karaoke telah berubah fungsi dari tempat bernyanyi menjadi tempat pertemuan pria hidung belang dan wanita yang siap melayani. Kehidupan metropolitan membuat tempat karaoke menjadi hiburan favorit.
Hampir tak mungkin menertibkan karaoke plus ini, karena razia hanya bersifat sementara. Begitu tak ada razia, kembali tempat karaoke dan gadis-gadis ini beroperasi.
"Karaoke menjadi tempat mesum ini bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi di kota-kota besar. Hal ini sudah menjamur," kata Musni.
No comments:
Post a Comment