Thursday, August 7, 2014

Fenomena Jilboobs Di Kalangan Remaja Islam

Jaman sekarang,era-nya fashion yang semakin beragam dan menarik.Tidak cuma kalangan umum saja,bahkan umat islam pun mengikuti perkembangan fashion ini,khususnya pakaian untuk wanita.Sudah biasa kita melihat di tempat-tempat umum,wanita muslim mengenakan jilbab.Jilbab sendiri di artikan sebagai busana muslim yang bentuknya terusan panjang untuk menutupi seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Jilbab itu di wajibkan bagi muslimah untuk memakainya dengan tujuan sebagai pelindung dan menjaga auratnya agar tidak di ganggu kaum pria.Ada yang menyebut Jilbab dengan istilah Hijab.Sebenarnya baik Jilbab maupun Hijab itu sama saja,hanya perbedaan cara menyebutnya saja.Mungkin di tempat ini disebut Jilbab,sedangkan di lain tempat disebut dengan Hijab.


Hijab/Jilbab kini fungsinya tak hanya untuk menutupi bagian tubuh yang seharusnya tertutup saja,melainkan telah banyak di kreasikan dengan bermacam model,mengikuti selera fashion saat ini.Tidak masalah juga jika Jilbab menjadi fashion,apalagi remaja putri sekarang suka dengan Jilbab yang unik dan menarik modelnya.Tapi sayangnya justru banyak ditemukan Jilbab yang bentuk/cara pemakaiannya tidak sesuai syariat agama.

Remaja muslim ingin dibilang gaul dan akhirnya memakai jilbab yang melenceng dari aturan agama.Ya memang,jilbab yang dikenakan itu menutupi bagian kepalanya,tapi coba perhatikan bagian bawahnya.Jilbab di kombinasikan dengan pakaian yang ketat,transparan dan membentuk lekukan tubuh.Belum lagi bawahnya yang sering memakai celana jeans atau celana panjang yang ketat.

Mereka yang memakainya nggak merasa kalau cara berjilbab mereka salah.Seolah-olah tidak menghiraukan jika pakaian yang membentuk lekuk tubuh itu jelas dilarang dipakai dalam agama islam.Jangan salahkan para lelaki kalau para tertarik dan menggoda wanita yang berjilbab seperti itu.Saking banyaknya pakaian Jilbab gaul seperti itu hingga muncul sebutan Jilboobs.

Jilboobs



Jilboobs kalau di artikan,terdiri dari 2 kata : Jil (kependekan kata Jilbab) dan Boobs (pasti sudah tau artinya).Miris memang melihat para Jilboobs ini berkeliaran dimana-mana.Mereka berjilbab tapi telanjang,kelihatannya memakai pakaian penutup tapi lekuk tubuhnya terlihat jelas semua.

Padahal dalam islam,sudah di terangkan secara jelas,bagaimana hukumnya jika mengenakan Jilbab dengan pakaian yang ketat,seperti dijelaskan pada sebuah hadis yang artinya :

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Mereka para Jilboobs itu seharusnya memakai Jilbab bukan untuk ikut-ikutan fashion saja,karena percuma kalau pakai Jilbab tapi jadinya tidak sesuai aturan agama.Lalu bagaimana Jilbab yang sesuai syariat islam itu? Berikut ini ada beberapa ciri Jilbab yang sesuai dengan ajaran islam :


1. Menutup seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan
2. Tidak berfungsi sebagai perhiasan
3. Kainnya tebal,tidak tipis dan transparan
4. Tidak boleh ketat,harus longgar


5. Tidak diberi wewangian/parfum
6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
7. Tidak membentuk seperti punuk unta
 

Fenomena ISIS & Syi’ah

E32A24D7-563D-4A8D-A764-1A8A2363D305_mw1024_s_n
Tentara Amerika Berdiri Dibelakang Bendera alQaeda. Mereka Saja Biasa Dengan Bendera Kalimat Tauhid. Di Solo Malah Dihapus.
Jangan terlalu bingung. Saat umat bertanya siapa dan apa ISIS, jawab saja dengan merunut konflik Suriah. Dan jelaskan, biang keladi dari ini semua adalah Syi'ah.
Syi'ah telah menumpahkan darah muslimin Suriah, sementara dunia hanya menonton, diam membisu. Maka beberapa anak muda dan kelompok jihadis masuk ke Suriah (Syam) untuk membantu saudara-saudaranya tertindas. Solidaritas mereka bangkit, karena mereka memang berhati mulia. Di saat umat Islam lainnya cuek dengan Suriah.
Pemuda-pemuda jihadis ini datang memenuhi rintihan muslimin yang disiksa oleh algojo-algojo Syi'ah Nushairiyiah. Mereka datang saat mereka mendengar teriakan dan jeritan wanita-wanita muslimah didzolimi dan dilecehkan oleh rezim Syi'ah Iran, saat istri-istri muda diperkosa di hadapan suami dan anak mereka telah kehabisan suara meminta pertolongan.
Sementara, penguasa-penguasa Arab, justeru berfoya-foya ke Eropa. Mereka gonta-ganti mobil mewah. Ya mereka telah kehilangan hati nurani, jangan tanya kwalitas imannya, apalagi ukhuwah islamiyah yang hanya jadi jargon politik kotor saat kampanye.
Ya pemuda-pemuda dari Indonesia, Malaysia, Eropa, Australia, Yaman, Saudi, Tunisia, Libiya, Amerika, Kanada, Maladeva, dan berbagai Negara lainnya, datang meninggalkan kehidupan mewah mereka, melangkah diiringi tangisan anak isteri mereka, yang mengira ini perpisahan selamanya.

fc87633223a698797a71dbfb9e751a39_XL
Salah Satu Aksi Pengibaran Bendera alQaeda di Bahrain. Bendera Ini Mirip Bendera ISIS. Sebab, Dulu Keduanya Satu Wadah

Pemuda-pemuda tersebut ada yang tergabung dengan pejuang lokal dan katibah-katibah di Suriah. Yang lainnya, bergabung dengan Jabhah Nushroh, sebuah wadah bagi para ksatria Islam untuk menunjukkan pembelaannya terhadap Islam. Ada yang bergabung dengan Ahraru Syam,yang merupakan wadah bentukan orang-orang Suriah lokal, yang terinspirasi oleh murid-murid Syaikh  Saèid Hawa dan Sayyid Qutb.
Dan Satu lagi ada yang bergabung dengan ISIS (ISlamic State of Iraq and Sham). Sebuah wadah yang mencita-citakan kekhilafahan. Terlepas dari kritik para ulama terhadap mereka, tetapi jangan lupa di sana masih ada tentara Islam yang mukhlis. Mereka, walau dianggap ‘durhaka’ dari pendahulunya yaitu al-Qaida, tetapi mereka adalah muslimun yang berhak mendapat nasehat, teguran bahkan, pembelaan dari setiap umat Islam.
Jika selama ini Syiah mulai kewalahan dengan serangan mujahidin, akibat dari kekejaman mereka terhadap muslimin ahlu sunnah di Suriah. Kini mereka berupaya menunggangi momentum anti ISIS untuk memandulkan dakwah dan usaha untuk menelanjangi kejahatan dan kesesatan Syièah.
Memang ISIS salah, menurut sebagian para ulama, tetapi, mereka adalah “Ikhwanuna alladzina baghau alaina, -demikian kata Ali RA-. Jika ada orang kafir yang hendak membasmi mereka, umat Islam seharusnya membela mereka. Sambil menasehati, jika mereka terbukti menyimpang.
Biang kerok dari ini semua, Syi’ah, tidak pernah diusut. Justeru PKI, IJABI, ABI dan aliran-aliran produk Barat lainnya yang justeru mengancam eksistensi NKRI ini lebih nyata. Dimana OPM, dimana RMS, ?? Bukankah jelas-jelas hendak mendirikan Negara dalam Negara?
Syi’ah, Syi’ah, Syi’ah, bukankah ia berkiblat kepada Iran, akan merongrong ideology dan wilayah sebuah Negara. Kenapa mendiamkan yang jelas-jelas terbukti menghancurkan Negara. Lihat Yaman, siapa yang membuat ulah?? Hingga sekarang memanas, hingga sekarang banyak tentara Yaman dibunuh dan dipenggal. Siapa lagi kalau bukan Syi’ah.

Aksi Penghapusan Graffiti  Kalimat Tauhid, Laailaha illallaah. Tidak Ada Kalimat Symbol ISIS Pada Graffiti Ini.
Aksi Penghapusan Graffiti Kalimat Tauhid, Laailaha illallaah, di Tipes, Solo. Padahal, Tidak Ada Kalimat Symbol ISIS Pada Graffiti Ini.

Lihat Bahrain, siapa yang mengacaukan Negara kecil ini, siapa yang memotong lidah para muadzin di Masjid, hanya karena tidak melafadzakan adzan versi Syi’ah?? Siapa lagi kalau bukan Syi’ah. Inilah gerakan separatis yang sangat membahayakan eksistensi sebuah Negara. Ancamannya nyata dan terbutki.
Kini, Kuwait, siapa yang mengacaukan keamanan Kuwait, demikian juga Saudi, biang keroknya satu, Syi’ah-lah pelakunya.
Jika Syi’ah tidak membunuh muslimin Suriah, membakar mereka hidup-hidup, memperkosa muslimah-muslimah Suriah. Gerakan ISIS mungkin tidak ditakuti seperti sekarang. Jika Syi’ah di Irak tidak membunuh dan menggantung pada dai di sana, menangkap wanita-wanita muslimah, lalu menodainya di penjara, tentunya tidak aka nada perlawanan dari umat Islam.
Pejuang di Suriah, dan Irak, hanya ingin bebas dari perilaku setan kaum Syiah Nushairiyah, Rofidhoh, maupun Isma’iliyah. Mereka hanya ingin mendapatkan kenyamanan hidup yang telah dihancurkan oleh kalangan Rofidhoh, atau yang menipu umat dengan baju madzhab ahlu bait. Itu saja. Tidak lebih!.

Oleh: Mas’ud Izzul Mujahid

Thursday, July 3, 2014

Hilal Bukan Sekedar Fenomena di Langit

Sebagian orang punya anggapan bahwa hilal adalah fenomena yang ada di langit, yaitu dengan terlihatnya bulan sabit. Namun jika kita menelaah lebih dalam dari berbagai dalil Al Qur’an, hadits dan kalam ulama, kita akan temukan bahwa sebenarnya hilal bukan hanya sekedar seperti itu. Hilal selain jadi fenomena alam, juga harus diakui oleh mayoritas manusia. Sehingga hilal barulah dianggap jika mayoritas manusia memulai Ramadhan dan memulai berhari raya .

Puasa dan Hari Raya Bersama Pemimpin dan Mayoritas Manusia
Jika salah seorang atau satu organisasi melihat hilal Ramadhan atau Syawal, lalu persaksiannya ditolak oleh penguasa apakah yang melihat tersebut mesti puasa atau mesti berbuka? Dalam masalah ini ada perselisihan pendapat di antara para ulama.
Salah satu pendapat menyatakan bahwa ia mesti puasa jika ia melihat hilal Ramadhan dan ia mesti berbuka jika ia melihat hilal Syawal. Namun keduanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi[1] agar tidak menyelisi mayoritas masyarakat di negeri tersebut. Inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, salah satu pendapat dari Imam Ahmad dan pendapat Ibnu Hazm. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)
Pendapat lainnya menyatakan bahwa hendaklah orang yang melihat hilal sendiri hendaklah berpuasa berdasarkan hilal yang ia lihat. Namun hendaklah ia berhari raya bersama masyarakat yang ada di negerinya. Inilah pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad.
Sedangkan pendapat yang terakhir menyatakan bahwa orang tersebut tidak boleh mengamalkan hasil ru’yah, ia harus berpuasa dan berhari raya bersama masyarakat yang ada di negerinya.Dalil dari pendapat terakhir ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, idul fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul fithri, dan idul adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul adha.”[2] Ketika menyebutkan hadits tersebut, Abu Isa At Tirmidzi rahimahullah menyatakan, ”Sebagian ulama menafsirkan hadits ini dengan mengatakan, “Puasa dan hari raya hendaknya dilakukan bersama jama’ah (yaitu pemerintah kaum muslimin) dan mayoritas manusia (masyarakat)”. ”
Pendapat terakhir ini menjadi pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan juga merupakan salah satu pendapat dari Imam Ahmad.[3] Pendapat inilah pendapat yang kami nilai lebih kuat. Penjelasannya sebagai berikut.
Perlu diketahui bahwa hilal bukanlah sekedar fenomena alam yang terlihat di langit. Namun hilal adalah sesuatu yang telah masyhur di tengah-tengah manusia, artinya semua orang mengetahuinya.
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Hilal asalnya bermakna kata zuhur (artinya: nampak) dan rof’ush shout (meninggikan suara). [Artinya yang namanya hilal adalah sesuatu yang tersebar dan diketahui oleh orang banyak, -pen]. Jika hilal hanyalah nampak di  langit saja dan tidak nampak di muka bumi (artinya, diketahui orang banyak, -pen), maka semacam itu tidak dikenai hukum sama sekali baik secara lahir maupun batin. Akar kata dari hilal sendiri adalah dari perbuatan manusia. Tidak disebut hilal kecuali jika ditampakkan. Sehingga jika hanya satu atau dua orang saja yang mengetahuinya lantas mereka tidak mengabarkan pada yang lainnya, maka tidak disebut hilal. Karenanya, tidak ada hukum ketika itu sampai orang yang melihat hilal tersebut memberitahukan pada orang banyak. Berita keduanya yang menyebar luas yang nantinya disebut hilal karena hilal berarti mengeraskan suara dengan menyebarkan berita kepada orang banyak.”[4]
Beliau rahimahullah mengatakan pula, “Allah menjadikan hilal sebagai waktu bagi manusia dan sebagai tanda waktu berhaji. Ini tentu saja jika hilal tersebut benar-benar nampak bagi kebanyakan manusia dan masuknya bulan begitu jelas. Jika tidak demikian, maka bukanlah disebut hilal dan syahr (masuknya awal bulan). Dasar dari permasalahan ini, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengaitkan hukum syar’i -semacam puasa, Idul Fithri dan Idul Adha- dengan istilah hilal dan syahr (masuknya awal bulan). Allah Ta’ala berfirman,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah: “Hilal (bulan sabit) itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” (QS. Al Baqarah: 189)[5]
Ibnu Taimiyah kembali menjelaskan, “Syarat dikatakan hilal dan syahr (masuknya awal bulan) apabila benar-benar diketahui oleh kebanyakan orang dan nampak bagi mereka. Misalnya saja ada 10 orang yang melihat hilal namun persaksiannya tertolak. Lalu hilal ini tidak nampak bagi kebanyakan orang di negeri tersebut karena mereka tidak memperhatikannya, maka 10 orang tadi sama dengan kaum muslimin lainnya. Sebagaimana 10 orang tadi tidak melakukan wukuf, tidak melakukan penyembelihan (Idul Adha), dan tidak shalat ‘ied kecuali bersama kaum muslimin lainnya, maka begitu pula dengan puasa, mereka pun seharusnya bersama kaum muslimin lainnya. Karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَوْمُكُمْ يَوْمَ تَصُومُونَ وَفِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَأَضْحَاكُمْ يَوْمَ تُضَحُّونَ
Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, idul fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul fithri, dan idul adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul adha
Imam Ahmad –dalam salah satu pendapatnya- berkata,
يَصُومُ مَعَ الْإِمَامِ وَجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِينَ فِي الصَّحْوِ وَالْغَيْمِ
“Berpuasalah bersama pemimpin kalian dan bersama kaum muslimin lainnya (di negeri kalian) baik ketika melihat hilal dalam keadaan cuaca cerah atau mendung.”
Imam Ahmad juga mengatakan,
يَدُ اللَّهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ
“Allah akan senantiasa bersama para jama’ah kaum muslimin”.[6]
Jika Satu Negeri Melihat Hilal, Apakah Berlaku Bagi Negeri Lainnya?
Misalnya ketika di Saudi sudah melihat hilal, apakah mesti di Indonesia juga berlaku hilal yang sama? Ataukah masing-masing negeri berlaku hilal sendiri-sendiri?
Berikut kami nukilkan keterangan dari para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia).
Pertanyaan: “Bagaimana menurut Islam mengenai perbedaan kaum muslimin dalam berhari raya Idul Fithri dan Idul Adha? Mengingat jika salah dalam menentukan hal ini, kita akan berpuasa pada hari yang terlarang (yaitu hari ‘ied) atau akan berhari raya pada hari yang sebenarnya wajib untuk berpuasa. Kami mengharapkan jawaban yang memuaskan mengenai masalah yang krusial ini sehingga bisa jadi hujah (argumen) bagi kami di hadapan Allah. Apabila dalam penentuan hari raya atau puasa ini terdapat perselisihan, ini bisa terjadi ada perbedaan dua sampai tiga hari. Jika agama Islam ini ingin menyelesaikan perselisihan ini, apa jalan keluar yang tepat untuk menyatukan hari raya kaum muslimin?
Jawab: Para ulama telah sepakat bahwa terbitnya hilal di setiap tempat itu bisa berbeda-beda dan hal ini terbukti secara inderawi dan logika. Akan tetapi, para ulama berselisih pendapat mengenai teranggapnya atau tidak hilal di tempat lain dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan. Dalam masalah ini ada dua pendapat. Pendapat pertama adalah yang menyatakan teranggapnya hilal di tempat lain dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan walaupun berbeda matholi’ (wilayah terbitnya hilal). Pendapat kedua adalah yang menyatakan tidak teranggapnya hilal di tempat lain. Masing-masing dari dua kubu ini memiliki dalil dari Al Kitab, As Sunnah dan qiyas. Terkadang dalil yang digunakan oleh kedua kubu adalah dalil yang sama. Sebagaimana mereka sama-sama berdalil dengan firman Allah,
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan (di negeri tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)
Begitu juga firman Allah,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ
Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah: “Hilal (bulan sabit) itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.” (QS. Al Baqarah: 189)
Mereka juga sama-sama berdalil dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ
Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perbedaan pendapat menjadi dua kubu semacam ini sebenarnya terjadi karena adanya perbedaan dalam memahami dalil. Kesimpulannya bahwa dalam masalah ini masih ada ruang untuk berijtihad. Oleh karena itu, para pakar fikih terus berselisih pendapat dalam masalah ini dari dahulu hingga saat ini.
Tidak mengapa jika penduduk suatu negeri yang tidak melihat hilal pada malam ke-30, mereka mengambil ru’yah negeri yang berbeda matholi’ (beda wilayah terbitnya hilal). Namun, jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat, maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya. Namun, jika penguasa di negeri tersebut bukanlah muslim, hendaklah dia mengambil pendapat majelis ulama di negeri tersebut. Hal ini semua dilakukan dalam rangka menyatukan kaum muslimin dalam berpuasa Ramadhan dan melaksanakan shalat ‘ied.
Hanya Allah yang memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.[7]
Semoga sajian singkat ini bermanfaat.

Sunday, March 2, 2014

Fenomena Diet

Gaya hidup sedentary yang membuat tubuh tidak banyak bergerak berdampak buruk terhadap kesehatan. Banyak yang menyadari hal ini namun tak mudah untuk menghindari sehingga gaya hidup tidak sehat ini masih menjadi bagian dari keseharian.
Di tengah minimnya waktu yang tersisa untuk olahraga, ragam diet pun menjadi pilihan solusi mempertahankan berat badan dan kesehatan secara umum.
Berikut beberapa pola diet yang sempat jadi tren sepanjang 2013. Jika belum sempat mempraktikkannya, Anda bisa pertimbangkan salah satunya untuk menjadi resolusi sehat 2014 nanti.

1. OCD (Obsessive Corbuzier Diet)
Diet yang diperkenalkan seorang entertainer ini mengundang penasaran dan ingin tahu masyarakat. Hal ini dikarenakan mekanisme diet yang tidak biasa. Para pelakunya boleh makan apa saja saat waktu ‘jendela makan’ berlangsung. Namun setelahnya, pelaku tidak boleh makan apapun dan hanya minum air putih.
Dalam bukunya, entertainer tersebut menyarankan pengurangan waktu ‘jendela makan’ secara bertahap selama seminggu. Pengurangan waktu makan sebanding dengan penambahan waktu puasa, yang berlangsung selama 16 jam,18 jam, 20 jam, hingga 22 jam. ‘Jendela makan’ perlahan menurun  yaitu 8 jam, 6 jam, 4 jam, hingga 2 jam.
Tiap tahap berlangsung selama satu minggu. Entertainer tersebut mengatakan, OCD bisa mengurangi berat badan 5-6 kilogram dalam satu bulan. Untuk pemula, disarankan makan mulai jam 12 malam hingga pukul 7 pagi. Pelaku OCD harus melakukan dietnya dengan konsisten untuk memperoleh hasil maksimal.
Meski tampak mudah dan menyehatkan, ahli gizi Atik Nirwanawati menyarankan, masyarakat berkonsultasi dengan tenaga keseharan terlebih dulu sebelum melakukan OCD. “Dalam pengaturan pola makan penting menyeimbangkan asupan mikro dan makro nutrisi. Pengaturan yang buruk tidak akan baik untuk kesehatan. Kalaupun berat badan turun maka yang berkurang adalah cairan bukan lemak,” ujarnya.

2. Mediterania
Pengaturan pola makan ini didasarkan pada masyarakat yang hidup di kawasan Mediterania dari Spanyol hingga Timur Tengah. Walau memiliki beragam kreasi, diet mediterania tetap berinti pada makanan nabati seperti sayur, buah, biji-bijian, gandum utuh, kacang, dan minyak zaitun. Makanan ini dikombinasikan dengan keju, yogurt, ikan, unggas, telur dan anggur.
Diet mediterania menghindari asupan lemak jenuh, sodium, pemanis dan daging merah. Berbagai makanan ini disajikan dalam keadaan segar dan utuh. Pengolahan makanan juga sangat sederhana dan menghindari penggunaan minyak. Diet ini juga termasuk makan malam santai dan aktivitas fisik reguler.
Dengan asupan kaya nutrisi makro dan mikro, diet mediterania bisa mencegah pelakunya terkena penyakit degeneratif misalnya diabetes. Pembatasan asupan kolesterol menyebabkan kadar trigliserida, LDL, HDL, dan tekanan darah tetap stabil.

3. Makanan mentah
Makanan mentah adalah diet yang mengharuskan makanan tidak dimasak dalam suhu lebih dari 118 derajat Fahrenheit atau 48 derajat Celcius. Pembatasan suhu berlaku pada berbagai metode pengolahan seperti rebus, goreng, atau panggang.
Pengaturan ini berlaku pada sayur, buah, kacang dan biji-bijian. Diet raw food sebetulnya sudah ada pada budaya Indonesia, misalnya lalapan. Diet ini didasarkan anggapan proses memasak menghilangkan 70-80 persen vitamin, 50 persen protein, serta 100 persen enzim dalam bahan pangan. Proses memasak juga menghilangkan lemak baik dan mengubahnya menjadi lemak trans. Radikal bebas ini kemudian menghalangi respirasi sel, dan memicu munculnya berbagai penyakit.
Dengan mengonsumsi makanan dalam bentuk alami, diharapkan tubuh tidak kekurangan enzim yang berguna. Sehingga kesehatan tubuh tetap terjaga dan terhindar dari radikal bebas penyebab gangguan metabolisme maupun kardiovaskuler.

4. DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Diet ini diterapkan untuk menurunkan tekanan darah. Pelakunya memperoleh manfaat tambahan yaitu berat badan terjaga, menurunkan risiko penyakit jantung, dan diabetes.
Pelaku diet DASH tidak perlu berpantang makanan tertentu. Diet ini hanya mewajibkan konsumsi banyak sayur dan buah. Sumber protein didapatkan dari kacang-kacangan dan daging tanpa lemak. Pelaku juga diwajibkan mengurangi konsumsi susu dan memilih produk susu atau keju yang minim lemak. Bagi penderita hipertensi, diet DASH perlu diimbangi dengan pengurangan konsumsi natrium atau garam. Caranya dengan menghindari makanan olahan seperti sosis atau daging kalengan.

5. Diet alkalin
Diet ini berdasarkan pada anggapan semua makanan yang kerap dikonsumsi memiliki kandungan asam tinggi. Kandungan asam tinggi  mengganggu keseimbangan alkalin dalam tubuh dan bisa memicu naiknya berat badan.
Diet ini tidak mengharuskan pelakunya menghindari makanan yang mengandung asam. Namun porsi makanan tersebut dikurangi dan diganti makanan sehat seperti buah dan sayur. Pelaku diet juga harus mengurangi makanan dengan banyak gula, alkohol, dan olahan pabrik.
Pada akhirnya pola makan pelaku diet terdiri atas 70 persen makanan alkalin dan 30 persen makanan asam. Sasaran utamanya jenis makanan, bukan kandungan kalorinya.
Perlahan, pelaku diet akan merasakan peningkatan energi dengan berat badan yang semakin ideal. Kulit pelaku diet juga semakin sehat dan terhindar dari penuaan.

Sumber: KOMPAS.com

Tentang Trigliserida

Trigliserida adalah suatu bentuk ester dari gliserol dan 3 asam lemak.
Asam lemak yang melekat pada gliserol ini biasanya berantai panjang.
Sesuai dengan pelajaran kimia tempo dulu, semakin banyak jumlah atom C atau semakin panjang rantainya akan menyebabkan senyawa itu akan lebih bersifat hidrofobik (hidro : air phobia : benci).
Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Trigliserida adalah senyawa yang tidak larut dalam air.

Karena tidak larut dalam air, maka Trigliserida ini berada dalam darah dengan tidak terikat dengan air.
Dapat juga diilustrasikan ketika kita menyaring gel (darah kental) dengan menyaring minyak secara bersamaan.
Maka proses filtrasi juga akan menjadi lebih lambat dari biasanya dan dapat berpotensi merusak penyaring yang ada pada ginjal.

Selain itu dengan tingginya kadar trigliserida dalam darah, dapat juga bersama2 dengan kolesterol dibantu dengan ada nya ion Ca++ (Kalsium) membentuk plak pada dinding pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah mengeras dan menyempit.
Fenomena ini dinamakan dengan arterischlerosis. Penyempitan pembuluh darah ini akan mengakibatkan naiknya tekanan darah (hipertensi).

Naiknya tekanan darah juga memiliki efek pada ginjal. Di mana ginjal yang saringannya sangat halus dan harus menyaring banyak dan kental diberi tekananan tinggi. Akibatnya akan lebih mempercepat kerusakan pada penyaring ginjal.

Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein. Makan makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. lemak yang berasal dari nabati memang tidak mengandung kolesterol namun mengandung trigliserida yang tinggi contohnya durian, kelapa . Sejumlah faktor dapat mempengaruhi tingginya trigliserida dalam darah seperti kegemukan, makanan berlemak jenuh tinggi, makanan yang tinggi glukosa / karbohidrat serta minuman alkohol. Pada beberapa kasus ditemukan adanya hubunagn faktor genetik dan trigliserida yang tinggi
untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida harus dibarengi dengan perubahan pola makan / memilah- milah jenis makanan .

Untuk memperbaiki kadar trigliserida omega 3 dan serat memiliki peranan yang cukup penting. Oleh karena itu konsumsi suplemen jely gamat, spirulina dan vitaluxor dianjurkan bagi mereka yang memiliki masalah seperti itu.

sekedar info berikut ini adalah ambang batas trigliserida dalam darah sbb :

Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih


Dulu tingkat trigliserid di bawah 500 mg/dl tidak dianggap berbahaya. Namun Asosiasi Jantung Amerika menetapkan agar kadar trigliserid sebaiknya di bawah 150 mg/dl dan lebih baik lagi kalau di bawah 100 mg/dl.
Tingginya trigliserid sering disertai dengan keadaan kadar HDL rendah. Sementara yang lebih mengerikannya lagi, ditemukan pula pada kadar trigliserida diatas 500 mg/dl dapat menyebabkan peradangan pada pankreas.
 
Sumber : bisnisbekam.com

Wednesday, February 26, 2014

Menara Jam Raksasa, Bangunan yang “Mengganggu” di Makkah

Tepat di depan pintu utama Masjidil Haram Makkah, berdiri sebuah menara jam raksasa dengan tinggi 601 m, Makkah Clock Royal Tower. Menara yang semula direncakan berketinggian 743 m ini tercatat sebagai bangunan tertinggi nomor dua di dunia setelah Burj al Khalifa, Dubai yang berketinggian 828 m. Melewati Taipei 101 Tower di Taiwan, yang mempunyai ketinggian 508 m.

Abraj al Bait, tepat berada di depan Masjidil Haram (Foto:skyscrapercenter.com)

Menara ini merupakan salah satu hotel dari komplek tujuh hotel Abraj al Bait. Enam hotel lainnya masing-masing diberi nama Hajar, Zamzam, Maqam, Qibla dengan ketinggian 250, serta Marwa dan Safa yang punya ketinggian 240 m.
Bentuk menara jam ini sangat mirip dengan menara jam raksasa Big Ben di London, tetapi ukurannya lebih besar 3 kali lipat. Jam pada menara tersebut pada malam hari akan berwarna hijau bisa dilihat dari jarak 17 km, sedangkan pada siang hari akan berwarna putih dan masih bisa dilihat dari jarak 12 km. Dua juta lampu LED dibawah jam dinyalakan lima kali sehari sebagai pertanda waktu shalat.  Lampu ini bisa terlihat terangnya sampai 28 kilometer.

Menara Jam dari jarak 3 km


Komplek Abraj al Bait ini seluruhnya memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen ditambah 20 lantai pusat perbelanjaan dan tempat parkirnya sanggup menampung 1000 mobil. Pembangunan komplek Abraj al Bait ini dikerjakan oleh grup Bin Laden, perusahaan kontrusksi terbesar di Arab Saudi. Tujuannya antara lain agar Makkah mampu menampung 10 juta jamaah haji. Saat ini Makkah hanya mampu menampung sekitar 3 juta jamaah.

Abraj al Bait dari depan pintu Masjidil Haram


Kritik terhadap Pembangunan Menara

Banyak yang mendukung proyek pembangunan Abraj al Bait, tetapi tidak sedikit juga yang memberikan kritik. Beberapa di antaranya adalah seperti yang ditulis oleh Gunawan Mohammad dalam Catatan Pinggir-nya. Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian menyebut pembangunan tersebut sebagai It is the end of Mekkah“.
Sementara Sami Angawy, arsitek pendiri Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah memandang transformasi yang berlangsung Makkah berada di bawah kuasa para pengusaha properti dan pengembang. “Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam.  Bahkan mereka renggut gunung dan bukit.”
Pembangunan Abraj al Bait ini juga sempat menimbulkan ketegangan antara pemerintah Arab Saudi dan Turki karena harus menggusur Benteng Ajyad yang dibangun oleh Keraajaan Turki Usmani pada tahun 1781. Pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk melindungi Ka’bah dari serangan pihak luar.

Benteng Ajyad, Situs yang tergusur karena pembangunan Abraj al Bait (foto : Wikimedia)


Bagi saya pribadi, komplek Abraj Al Bait adalah bangunan yang “mengganggu” di kota Makkah. Komplek ini sangat kontras dengan keberadaan Masjidil Haram dengan bangunan Ka’bahnya yang tepat berada tepat di bawahnya.
Sejak 14 abad yang lalu bangunan masjid merupakan simbol dari kesetaraan, kesederhanaan dan kerendahan manusia di hadapan Allah SWT. Sementara Abraj al Bait adalah simbol hedonisme dan kemewahan. Bangunan ini juga terkesan a-historis, tanpa ada hujan dan angin tiba-tiba berdiri bangunan yang bentuk dan nuansanya sangat berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
Pembimbing haji saya selalu memberikan nasehat kepada para jamaah, jika kita ingin menjadi haji mabrur maka harus memperbanyak thawaf di Masjidil Haram, bukan di Bin Dawuud. Bin Dawuud adalah mall dan super market yang berada di lingkungan komplek Abraj Al Bait tersebut.
Dalam bayangan ideal saya, seharusnya bangunan yang paling bagus dan paling tinggi yang didirikan di Makkah adalah bangunan Masjidil Haram lengkap dengan menara-menaranya, bukan bangunan yang lain. Sementara tanah-tanah di sekitar masjid dibiarkan menjadi lapangan terbuka. Sejauh-jauh mata memandang, pemandangan yang paling menonjol adalah  bangunan Masjidil Haram.
Yang terjadi sekarang justru sebaliknya, Masjidil Haram terlihat seperti miniatur yang berada di ketiak Abraj Al Bait. Keanggunan dan kesederhanaan Masjidil Haram tertutup dengan keangkuhan dan kemegahan Abraj Al Bait.

Tanda Kiamat ?

Dalam sudut pandang agama, menurut keterangan yang pernah saya dengar, bermunculannya gedung-gedung pencakar langit di Tanah Haram sebenarnya adalah termasuk salah satu tanda datangnya hari kiamat. “Tidak akan datang hari kiamat hingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan. ”, begitu sabda Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Hajar, salah seorang ulama hadits menerangkan bahwa makna salah satu makna berlomba-lomba meninggikan bangunan adalah setiap orang ingin rumahnya lebih tinggi lagi daripada yang lainnya. Makna lainnya adalah berbangga-bangga dgn memperhias & memperindah bangunan atau makna lain yang lebih umum dari itu.
Kalau fenomena tersebut benar-benar terjadi, alangkah mengerikannya. Wallahu a’lam.


Sumber : Kompasiana 

LINK TERKAIT :
” MENGAPA ADA LAMBANG TANDUK SETAN DI ATAS KA’BAH “

Saturday, February 22, 2014

Fenomena Caleg

Pemilu 2014 tinggal beberapa bulan lagi. Partai politik sejak lama sudah menyiapkan calegnya untuk dipilih oleh rakyat. Dan rakyat, mau tak mau harus memilih diantara caleg-caleg yang disuguhkan masing-masing parpol.

Nyaris tak ada ruang negosiasi yang dibangun untuk rakyat ditengah penentuan caleg-caleg parpol itu. Rakyat (sebagai pemilih) benar-benar hanya dipandang sebagai subjek yang bisu. Rakyat, seolah "wajib" menerima kontestan caleg yang ditawarkan parpol.

Malang niang, nampaknya rakyat sengaja dibiarkan sebagai subjek yang bisu. Sebab sesungguhnya, parpol boleh saja berkreasi membangun mekanisme untuk menjaring caleg-caleg yang dikehendaki rakyat. Kreasi itu bisa ditempuh dengan berbagai metode sepanjang substansinya tercapai, yakni; mendapatkan caleg selera rakyat, bukan selera elit parpol.

Apa lacur, sampai kini rakyat tak pernah tahu apa pertimbangan parpol mengusung caleg-calegnya. Apa dasar parpol untuk memasukkan seseorang dalam daftar caleg? Apakah karena ia kader partai? Atau orang lain yang dekat dengan elit partai? Apakah ia tokoh masyarakat, tokoh yang dikenal karena jejak rekamnya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat? Atau karena ia tokoh an sich, tanpa mempedulikan jejak rekam atau kinerjanya, dan murni hanya persoalan dikenal dan tidak dikenal? Di mana peran kader dan publik dalam menentukan kriteria tersebut? Tanpa ragu kita bisa menjawabnya dengan jelas: tidak ada (Attia Nur, Demos, 2013).

Patut disayangkan fakta itu, sebab bagaimanapun juga publik berhak tahu siapa calon wakilnya diparlamen. Entah disadari atau tidak oleh parpol kita, situasi itu menjauhkan pemilu dari substansi demokrasi. Sebab pemilu--dalam arti substansi--merupakan salah satu cara untuk menjaring wakil rakyat yang kapasitasnya layak diketahui publik.

Empat Soal
Dengan situasi seperti itu, setidaknya terbit beberapa fenomena buruk terkait pen-caleg-an, khususnya di Sulsel. Fenomena buruk itu begitu kentara terjadi. Pertama, kapasitas sumberdaya manusia (SDM) caleg terlihat kabur dimata publik. Sampai hari ini, ribuan baligho caleg dari ukuran kecil hingga ukuran raksasa hadir diruang-ruang publik. Tetapi, baligho-baligho itu sedikitpun tak dapat merepresentasikan kapasitas SDM caleg bersangkutan.

Kita patut khawatir dengan soal ini, sebab caleg adalah calon yang akan menjadi perwakilan politik rakyat banyak. Menjadi wakil rakyat, modal paling utama adalah kapasitas SDM yang relevan. Sebab untuk apa duduk dikursi legislator bila tak mampu bekerja untuk rakyat? Sayangnya, parpol kita tidak memperhitungkan aspek ini. Yang cenderung diutamakan parpol adalah merekrut caleg berdasarkan kapasitas finansial dan popularitas. Dan popularitas ini acapkali ditentukan pula oleh kapasitas finansial.

Kedua, caleg tidak kreatif membangun gagasan politik secara spesifik yang bisa meyakinkan kita bahwa yang bersangkutan layak jadi wakil rakyat. Ini efek lanjut dari masalah kapasitas SDM yang serba kabur. Kita bisa saksikan, bagaimana baliho dan alat peraga para caleg berbicara isu-isu makro yang mengambang. Kita tak mampu menangkap ide brilian yang spesifik sesuai konteks warga di dapil caleg bersangkutan. Absurditas lantas menjadi ciri umum dari ide-ide politik yang disebar para caleg.

Ketiga, kita lalu sulit membedakan antara caleg satu dengan lainnya. Yang terasa berbeda hanyalah dapil dan atribut parpol masing-masing caleg. Selain karena aspek kapasitas SDM dan krisis kreativitas, aspek ini dipengaruhi oleh kegagalan caleg menyelami ideologi parpolnya. Kegagalan ini sesungguhnya diawali dari buruknya tata kelola parpol kita. Padahal, ideologi perjuangan parpol adalah pembeda mendasar setiap parpol.

Keempat, kentalnya jaringan kekerabatan lintas parpol dilevel para caleg. Satu parpol misalnya diisi oleh sejumlah karib kerabat yang sama. Dan seorang caleg punya hubungan kekerabatan dengan caleg lainnya di parpol yang berbeda.
Jaringan kekerabatan ini seolah telah dikonsolidasikan sebelumnya bahwa karib kerabat harus didistribusi ke seluruh parpol untuk menjadi caleg pada Pemilu 2014 mendatang. Ditinjau dari arti demokrasi dalam makna prosedural mungkin tak ada soal. Tetapi jika dianalisis dalam perspektif demokrasi substansial kelihatannya fenomena ini menjadi soal.

Mengapa? Sebab ini terkait dengan aspek kapasitas SDM dan kesempatan yang sama bagi kader parpol lainnya. Prinsip dasarnya, parpol sebagai institusi demokrasi formal harus membuka kesempatan yang setara kepada kader dan warga negara lainnya. Parpol bukanlah organisasi kekerabatan/keluarga. Dengan dominasi kerabat dalam susunan caleg parpol dan lintasparpol seperti itu, niscaya hanya akan memperburuk citra parpol yang sejak dulu memang buruk di mata publik.
Dengan keempat persoalan itu nampaknya akan terasa sulit bagi kita berharap banyak hadirnya legislator-legislator yang benar-benar mampu menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat dimasa datang. Keempat soal itu malah berpotensi memacetkan lembaga perwakilan politik rakyat.(*)

Sumber: tribunnews.com

Sunday, February 9, 2014

Fenomena Valentine Day Dan Solusinya

 Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan dengan bulan penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka akan selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14 februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu valentine atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini selalu diidentikan dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan memberikan sesuatu bisa cokelat, bunga dan sebagainya kepada pasangannya yang sedang memadu cinta sebagai bentuk rasa kasih sayang.

Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan sangat massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya  dimana amerika dan sekutunya sebagai  aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis karena di Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja muslimlah yang jadi korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar membabi buta dari media seperti televisi, koran, majalah dan sokongan kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan liberalis)  juga sarana lainnya membuat remaja kita sulit untuk melawan budaya valentine day ini yang sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun temurun terwarisi.

Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda muslim, mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta-realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja  yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan, berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.
Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari pergaulan bebas yang tidak terkendali  seperti sex bebas, minum-minuman keras, narkoba, tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini. Mereka sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi – tradisi tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis sekolah, remaja masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru juga sholat berjamaah tergerus oleh tradisi budaya asing (jahiliyah) yang negatif salah satunya adalah perayaan hari valentine ini.

Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari hari ke hari berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa kota besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan bangsa ini, dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang diharapkan mampu membawa negeri ini kearah yang lebih baik telah teracuni, cacat mental dan fisiknya, dan tidak berdaya (terbelakang) akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang semakin melekat pada pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex bebas) dan drugs (narkoba).
Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan  di lima kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pegaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya adalah para mahasiswa.

Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa yang terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya menyesali dan berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja untuk memperbaiki fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan pada hal-hal yang positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi sangat penting bagi pencerdasan dan pencerahan mereka mengenai fenomena pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu sebagai pemuda apalagi berstatus mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran kritis, idealis, dinamis dan reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat fenomena memperihatinkan seperti ini.

Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas, sudah seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri ini tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan hari valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk perlawanan terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini mengajak seluruh komponen umat islam untuk menolak valentine day dan mempertahankan tradisi keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat terutama bagi para remaja. Berawal dari jilbab kita perbaiki moral bangsa.

Sumber : dakwahadalahsolusi

Monday, February 3, 2014

Sebuah Fenomena Yang Mulai Diremehkan Para Istri

Banyak rumah tangga hancur berantakan setelah berjalan sekian tahun hanya karena perkara kecil. Baik perkara itu berasal dari suami atau dari istri. Namun jika suatu wanitanya baik, maka negaranya akan baik. Berlandaskan itu maka perlu kiranya sang istri mengetahui hak-hal suami atasnya, sehingga-Insyaallah- rumah tangga akan berjalan langgeng.
Hak-hak seorang suami atas isterinya banyak dan luhur, yang demikian itu karena agungnya hak suami atas isterinya. Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, yang artinya: “Seandainya aku diperbolehkan menyuruh seseorang untuk bersujud kepada orang lain, pasti telah kusuruh seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya.”Ketaatan seorang isteri kepada suaminya adalah sebuah kewajiban, jika ia (istri) membangkang dan terus menerus dalam menyelisihi suaminya, maka ia akan selalu berada dalam murka Allah hingga sang suami ridla kepadanya.

Berikut kita nukilkan secara ringkas tentang beberapa hak suami atas isterinya:

Hendaknya seorang isteri tidak mengurangi ketaatan kepada suaminya, sedangkan asal ketaatan adalah dalam hal-hal yang ma”ruf (sesuai syar”i). Hal ini sesuai dengan sabda Rasul ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya kurang lebih: “Tidaklah ketaatan itu kecuali yang ma”ruf”
Hendaknya ketika suami tidak ada, isteri tidak memasukkan kerumah suaminya, seseorang yang bukan ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah kalian masuk kepada wanita, . Maka berkata seorang sahabat Anshar: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu dengan ipar?. Beliau menjawab : Ipar adalah maut.”

Dan juga karena sabdanya, yang artinya: “Dan sesungguhnya kalian (wahai para suami) yaitu mereka hendaknya tidak memasukkan kerumah kalian seorang yang kalian tidak sukai, maka jika mereka melakukan hal itu maka pukullah dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Dan mereka juga punya hak atas kalian yaitu menafkahi mereka dan memberikan mereka pakaian secara ma”ruf.”
Hendaknya isteri tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya, jika ia berbuat demikian (keluar rumah tanpa ijin) maka ia terus berada dalam kemaksiatan dan ia layak untuk mendapat adzab.

Diperbolehkan bagi wanita untuk keluar ke pasar dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhannya dengan tetap mempunyai rasa malu yang besar dan mempunyai komitmen dengan pakain syar”i dan menjaga anggota badan dari melakukan kemungkaran-kemungkaran.

Karena hadits Aisyah yang berkata: ”Telah keluar Saudah bintu Zam”ah pada suatu malam, maka Umar melihatnya dan mengenalinya, kemudian dia berkata: Demi Alloh, sesungguhnya engkau tidak tersembunyi dari kami. Maka kembalilah Saudah kepada Nabi, kemudian Saudah menceritakan hal itu kepada rasulullah, ketika itu beliau berada dirumahku (A”isyah -red) sedang makan malam dan ditangan beliau ada tulang, makaturunlah wahyu kepada beliau, yang memberikan keringanan terhadap masalah itu, Beliau berkata: Sungguh Alloh mengijinkan kalian (para wanita) untuk keluar memenuhi kebutuhan-kebutuhan kalian. Sedangkan untuk shalat para wanita lebih baik dirumah.
Hendaknya isteri menjaga harta suaminya, maka ia tidak menggunakannya tanpa ridha suaminya dan tidak membelanjakannya tanpa sepengetahuan suaminya, karena sabda Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatupun dari rumah suaminya kecuali dengan ijin suaminya.”

Hendaknya siteri memberikan pelayanan kepada suami dirumahnya, dan membantunya untuk mendapatkan rasa hidup yang indah, maka sesungguhnya hal itu mebantunya (suami) untuk bisa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk melaksanakan kewajibannya.
Dan jika seorang isteri tidak mampu melakukan sesuatu, maka suami tidak boleh membebani apa yang diluar batas kemampuannya. sementara jika suami bisa melakukannya, maka hendaknya ia melakukannya, karena hadits A”isyah : Bahwa Rasulullah biasa menjahit pakaiannya sendiri, menambal kasutnya (sandal) dan beliau berlaku sebagaimana seorang lelaki dirumahnya.
Hendaknya isteri bersyukur (berterima kasih) atas segala kebaikan suami kepadanya dan janganlah isteri mengingkari kebaikan suaminya, maka sesunguhnya yang demikian itu akan mendatangkan kebencian dari Allah, karena Nabi ShalAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Alloh tidak mau melihat wanita yang tidak tahu terima kasih kepada suaminya sedang ia (wanita) tidak merasa cukup kepadanya (suaminya).”

Dan juga karena sabda ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Diperlihatkan kepadaku neraka, maka sebagian besar penghuninya adalah para wanita yang kufur. Dikatakan :” Apakah mereka kufur kepada Allah Rasullah menjawab : Mereka kufur terhadap suami mereka dan mereka mengingkari kebaikan suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian ia (wanita tersebut) melihat sesuatu (yang tidak disukainya), ia akan berkata : Aku sama sekali belum pernah melihat mu.” (HR: Bukhari dan Muslim)
Hadits ini merupakan peringatan penting bagi para wanita yang beriman kepada Allah dan bagi wanita yang mengaharapkan kampung akherat. Dalam hal ini ada bukti dari hadits lain: “Penghuni surga yang paling sedikit adalah dari kalangan wanita” (HR: Muslim dan Akhmad)

Maka tidak pantas seorang wanita yang mencari keselamatan kemudian menyelisihi suami kepada yang selain diberikan suami dengan kufur/mengingkari kebaikan suaminya atau banyak mengeluh karena sebab-sebab yang sangat sepele. Dan wanita mana yang saja yang menyakiti suaminya akan dilaknat para bidadari (wanita-wanita surga yang disediakan sebagai istri-istri pria beriman) maka ia (wanita) akan berada dijurang kehancuran jika terus menerus melakukan perkara yang dilarang itu. Sesuai dengan sabda Rasululloh ShalAllohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, kecuali berkata istrinya yang dari bidadari : Janganlah kau sakiti dia (suami) – semoga Allah mencelakakanmu – maka tidak lain dia (suami) disisimu hanya seorang asing yang sebentar lagi akan meningalkanmu menuju kami.” (HR: AT- Tirmizi, Ibnumajah, dan Akhmad).

Saturday, February 1, 2014

Fenomena Pemilu Dan Sosok Pemimpin 2014

Lembar hari berganti, pemilu yang rencananya 2014 pun beberapa langkah lagi, jabatan menjadi barang dagangan dan telah dipersiapkan oleh setiap kelompok agar unggul.

Fenomena apa yang terjadi pada Pemilu ini :

1. Iklan
Iklan akan bertebaran dimana-mana, sepanjang jalan akan semrawut dengan iklan yang menghalangi keindahan kota dan kurang efektif karena terlalu banyak yang ditempel orang akan susah mengingat. Iklan yang efektif adalah iklan yang mengandung sugesti pada seseorang sehingga membuat yakin. Iklan yang mampu menghipnotis berulang-ulang sehingga membekas di benak setiap orang, lewat stasion TV dan radio yang biayanya memang wah dan ini telah dilakukan oleh partai baru.

Iklan yang terbukti mendulang sukses adalah iklan partai penguasa di tahun 2009 yang hinga kini menuai kontroversi 'say no to korupsi'

2. Mitos
Masyarakat Indonesia yang masih percaya tinggi atas ramalan yang bertebaran dan menjamur di internet, serta paranormal yang merangkap  artis. Mereka akan jadi incaran para pemain politik, dengan menyebarkan isu yang kriterianya  hampir sama dengan tokoh mereka.
Pemilu 1999 berhembuslah isu tentang sosok Ratu Adil. Setelah kepemimpinan Bapak Pembangunan yang dirasa keadilan hanya dimiliki oleh orang berduit, rakyat mendambakan keadilan yang sesungguhnya. Ratu bukan pria tetapi wanita, sehingga dengan gemilang sang banteng merah mampu di puncak klasemen. Dan tahun 2004 masyarakat mendambakan datangnya sang Satrio Piningit.

Untuk pemilu 2014 ramalan yang bertebaran adalah seorang yang religius dan tersembunyi.

3. Simpati
Simpati rasa kasihan di perlakukan tidak adil, selalu di jegal oleh orang berkuasa, justru inilah yang akan mendapatkan hati rakyat. seorang anak proklamator yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, hati rakyat pun iba dan berbuah dukungan luar biasa di tahun 1999. Begitu pula SBY yang serasa tidak direstui ketika mencalonkan diri.

Untuk tahun 2009 seorang yang paling mendapatkan simpati dimasyarakat adalah sang Mantan Menteri Keuangan. Yang ternyata menjadi maskot kasus yang menghebohkan masyarakat, Kasus Bank Century.

4. Sosok
Rakyat sangat mendambakan sosok yang mampu memimpin bangsa ini menuju puncak kejayaan. Setelah sang Bapak Pembangunan lengser, rakyat mendambakan sosok yang adil, namun kenyataannya di bingungkan dengan sosok wanita, sedangkan mayoritas penduduk adalah muslim, imam sendiri adalah seorang laki-laki, sosok kyai pun menjadi pemimpin bangsa ini. Begitulah sifat manusia yang tidak pernah puas, serasa tidak cocok jika pemimpin negara ini di pegang oleh orang yang sakit, maka digulingkanlah lewat kasus bulog.  Kenapa tidak disembunyikan seperti kasus Century? Kemudian anak sang proklamator yang menggantikan dan sesuai keinginan rakyat dalam Pemilu, akan tetapi saat pemilu 2004 rakyat mulai kangen sosok yang jantan tanpa pandang bulu, sosok yang berwibawa, sosok yang ditakuti negara lain yaitu sosok bapak pembangunan dan terpilihlah SBY ini.

Untuk tahun 2014 nanti sosok dambaan rakyat adalah yang tegas tidak tidak terkesan lambat, pemberani, mungkin yang digambarkan sosok ini adalah Prabowo dan Mahfud MD. Untuk Dahlan Iskan dan Joko Widodo  juga merupakan dambaan rakyat, namun untuk saat ini kepopuleran mereka masih di kalangan terpelajar, untuk rakyat kecil pendidikan rendah, belum mengenal sosok ini.

Gambaran diatas adalah strategi partai, lalu apa strategi individu rakyat dalam menjual dirinya?

Mungkin saat Pemilu itulah rakyat menjadi raja, entah kenapa jika ada perkara yang menyangkut rakyat kecil, mereka  berlomba-lomba untuk membelanya namun jika bukan dalam masa kampanye ogah-ogahan. Saat itulah janji seribu janji terucap namun bukti atas janji selalu dipertanyakan dikemudian hari. Semua orang tahu isuk dele sore tempe, sore tempe isuk dele, namun sepertinya sumbangan yang diberikan membuat rakyat terlena. Masa kampanye adalah masa perputaran roda, pada saat itu para penguasa di putaran paling bawah dan rakyat pada putaran paling atas, jika yang kau pilih telah mengecewakanmu, buat apa kau pilih lagi yang akan menambah kekecewaanmu.

Suaramu penentu nasib bangsa ini, jadi jangan ragu selami hati nuranimu, pilihlah yang terbaik dari yang terbaik menurut hati nuranimu. Perkembangan negara tergantung siapa penguasa yang mampu mengolah negeri ini, sedangkan penentu penguasa yang bijak adalah suaramu, ayo kita sukseskan pemilu 2014 dengan ikut berpartisipasi.

“Ketahuilah! Setiap dari kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggung-jawaban atas kepemimpinan-mu. (Muhammad SAW. )

Sumber: facebook.com

Friday, January 31, 2014

"Idol Group", Fenomena di Kalangan Remaja

Sekumpulan perempuan yang bernyanyi sambil menari di atas panggung identik dengan istilah girl band. Namun, tak semua kelompok menyanyi dan menari seperti ini disebut girl band, ada pula yang lebih senang disebut sebagai idol group (kelompok idola). Idol group belakangan menjadi fenomena di Indonesia, utamanya di kalangan remaja. Lantas, sejauh mana pengidolan masih dalam batas wajar atau mulai berlebihan?

Idol group sejatinya adalah istilah yang berasal dari budaya Jepang yang berarti sebuah media bagi remaja perempuan berpenampilan menarik dengan rentang usia tertentu. Saat berada dalam idol group, remaja kerap dan rutin diliput di media massa, baik sebagai penyanyi, aktris, pembawa acara, dan model di majalah atau iklan.

Yang unik, jika sudah melewati usia tertentu yang ditetapkan sebagai batas dalam suatu idol group, maka anggota wajib untuk meninggalkannya. Artinya masanya sebagai anggota idol group tersebut harus berakhir dan bisa memilih untuk tetap berada di dunia hiburan secara mandiri atau bahkan berhenti menjadi idola.

Fenomena idol di Negeri Sakura sudah dimulai sejak awal 1970-an dari seorang penyanyi Perancis Sylvie Vartan dalam filmnya yang berjudul Cherchez I'idole di tahun 1963 yang dalam bahasa Jepang berjudul Aidoru wo sagase di November 1964. Istilah itu kemudian diterapkan pada aktris atau penyanyi perempuan maupun laki-laki yang dianggap menarik.

Remaja perempuan berusia 14-16 tahun, atau laki-laki berusia 15-18 tahun pun mulai bersinar sebagai idola. Sejak saat itu, mulai banyak idola bermunculan, hingga pada tahun 2000 idola-idola membentuk kelompok sehingga dinamakan idol group.

Saat itu, idol group tidak hanya terdiri dari perempuan, tetapi juga laki-laki, idol group Arashi misalnya. Di Jepang pun, jumlah idol group sangat banyak, yang cukup mencuri perhatian dunia antara lain Morning Musume dan AKB48.

Khusus AKB48, kelompok ini menularkan budaya idol group Jepang dengan menciptakan banyak sister-group di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tepatnya pada tahun 2011, tebentuklah JKT48 yang merupakan sister-group pertama AKB48.

Di awal kemunculannya, JKT48 sudah mampu menyerap banyak penggemar karena pada dasarnya musik pop Jepang (J-pop) di Indonesia memang sudah banyak disukai sejak lama.

"Dari dulu saya sudah suka sama AKB48. Jadi begitu ada JKT48 yang konsepnya sama tapi lebih dekat karena posisinya di Indonesia, saya langsung suka," ujar pemuda yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas Health di Jakarta.

Menurut pengakuannya, dia sudah jatuh cinta pada musik Jepang sejak delapan tahun yang lalu. Konsep idol group di Indonesia memang terbilang masih baru. Karena itu, banyak yang "salah" mengartikannya sebagai girl band. Kendati demikian, tujuan keduanya sama, yaitu untuk menghibur penonton dan akhirnya menciptakan penggemar.
Wajar atau berlebihan?
Menggemari idol group bukan merupakan hal yang negatif selama bisa bermanfaat bagi pengembangan diri terutama pada remaja. Beberapa psikolog menyampaikan pandangannya kepada Kompas Health mengenai kegiatan menggemari idola ini.

Menurut psikolog keluarga, Roslina Verauli, kegiatan menggemari bisa dikatakan upaya untuk mencari jati diri. Kegiatan ini kalau bisa memberikan dampak positif pada pengembangan diri artinya bersifat konstruktif.

Sementara psikolog dari LPT-UI, Indri Savitri, mengatakan, idola berfungsi berbeda pada remaja dan dewasa. Bagi remaja, idola bisa menjadi panutan atau contoh, sedangkan bagi dewasa idola merupakan penyalur hiburan atau rekreasi.

Vera melanjutkan, kendati suatu hal yang normal, pengidolaan sebetulnya tidak mengindikasikan kematangan emosi. Tokoh yang diidolakan sebetulnya merupakan ekspresi keinginan, salah satunya keinginan dari sisi fisik misalnya cantik, ganteng, atau keren.
Pengidolaan perlu diwaspadai jika mulai muncul perilaku berlebihan pada remaja. Misalnya menghabiskan waktu terlalu lama untuk menonton tokoh idola, hingga mengganggu kesehariannya. Tanda lainnya, jika remaja mulai bertransformasi dan mengadaptasi seluruh karakter dan sifat idola, tanpa berfikir kerugian bagi dirinya.

Sumber: kompas.com

Thursday, January 30, 2014

Fenomena Acara Goyang - Goyangan

Beberapa bulan ini masyarakat digegerkan dengan berbagai acara di televisi yang mengusung adegan joget atau goyang sebagai bumbu utamanya. Ialah Goyang Caesar, serangkaian gerakan joget hasil kreasi seorang mantan asisten artis bernama Caesar, yang pertama kali muncul di layar kaca, dan sekarang diikuti banyak stasiun televisi sehingga bermunculan goyang-goyang yang lain.
Goyang Caesar juga mampu membuat rating acara di salah satu stasiun televisi, yaitu YKS (Yuk Keep Smile) di Trans TV, sebagai acara dengan rating tertinggi mengalahkan acara-acara lainnya. Namun sayangnya, acara YKS yang dinilai menghibur itu justru kini mendapat kecaman dari berbagai pihak di masyarakat, terutama dari kalangan terdidik yang peduli terhadap moral bangsa.
YKS dan acara lain yang mengusung goyang-goyangan sebagai penarik minat pemirsa memang memberikan hiburan bagi masyarakat, terutama ketika diri sedang penat. Karena selain mengusung goyang, acara tersebut juga diisi dengan deretan host yang lucu-lucu, maka dari itu selain memandu jalannya acara, host acara yang biasanya diisi lebih dari dua orang tersebut juga mampu menampilkan lawakan yang menghibur. Namun, terkadang lawakan yang disuguhkan oleh para host tersebut justru mengandung kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan, bahkan sering melewati batas. Tentu hal tersebut tidak patut untuk ditonton terutama untuk usia anak-anak lantaran acara-acara tersebut ditayangkan pada saat primetime.
Selain lawakan yang dianggap kasar dan tidak mendidik, goyangan yang ditampilkan pun semakin vulgar dan seronok. Apalagi goyangan tersebut juga diperankan oleh para wanita dan ibu-ibu yang seharusnya menjaga kehormatannya. Memang dalam dunia sains, gerakan dan joget mampu menarik minat dan menumbuhkan semangat orang untuk beraktivitas, hal itu yang dipraktekkan dalam kegiatan motivation training untuk menggugah semangat pesertanya. Namun, tentu gerakan yang diberikan oleh para trainer adalah gerakan yang atletis dan tetap menjaga kaidah kesopanan.
Kecaman yang diberikan oleh masyarakat terhadap acara YKS dan sejenisnya bukanlah soal acara secara keseluruhan. Tentu ada hal positif yang bisa diambil dari acara tersebut. Namun, ada beberapa hal yang memang perlu dikoreksi. Di tengah kemerosotan moral bangsa seperti sekarang ini, seharusnya acara-acara di televisi bisa turut serta memperbaiki hal tersebut dengan menyuguhkan sajian acara yang mendidik. Acara hiburan tetap harus mementingkan kaidah kesopanan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Jangan sampai televisi sebagai media yang paling populer justru melunturkan jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa timur.

Yang diharapkan stasiun – stasiun televisi tidak hanya mengejar keuntungan dengan rating acaranya yang tinggi, tetapi juga mempertimbangkan sisi edukasi. Apalagi kebanyakan stasiun televisi di Indonesia dimiliki oleh aktor-aktor politik negeri ini yang katanya juga berjanji akan turut membangun negeri. Maka, seharusnya media yang mereka punyai mampu memberikan kontribusi untuk menjadikan bangsa ini lebih cerdas dan bermartabat.

Sumber: kompasiana

Fenomena Handphone China

Bicara barang china, mungkin kita semua bakalan teringat satu kata. Murah. Yah, barang china memang rata-rata mempunyai banderolan harga dibawah rata-rata. Dan dengan strategi itu pula brand china mampu bersaing dengan brand-brand yang telah lebih lama beredar. Bahkan untuk beberapa kriteria brand ini mampu menguasai pasaran. Sebut saja kelas handphone TV. Brand mana sih yang berani adu nyali dengan handphone china di sektor ini? Seperti apa seeh fenomena ponsel china di tanah air? Kriteria apa saja yang membedakan antara brand lokal dengan ponsel china yang dibawa distributor?

Ponsel China terus saja masuk ke Indonesia. Modusnya beragam, mulai dari pasar gelap atau black market hingga melalui distributor resmi. Yang paling baru adalah melalui prinsipal resmi yang memiliki kantor di Indonesia, bahkan brand-nya juga lokal. Para distributor yang lebih suka disebut prinsipal ini kemudian mengurus ijin untuk membuat merk baru.

Industri IT di Indonesia sedang dalam kondisi sangat bergairah, ibarat pasutri yang sedang bulan madu, kondisi pasarnya sedang harmonis. halah ) Konsumen juga semakin aware, sementara si produsen juga makin agresif mendatangkan produk baru untuk pemenuhan kebutuhan pasar. Iklim ini membuat roda perekonomian semakin meningkat.

Pangsa pasar Import Elektronik juga terus meningkat. Data statistik dari Depperindag menyebutkan, sejak tahun 2005, Total nilai ekspor Indonesia ke China mencapai USD 3,2 Miliar, sementara nilai impor kita dari China hanya mencapai USD 3,8 Miliar. Dari jumlah itu, konstribusi Impor China juga banyak didominasi produk elektronik, mulai lemari es, TV, Perangkat HiFi hingga Ponsel.

Dominikus Susanto, Product Marketing Manager, mengatakan murahnya ongkos produksi di China membuat banyak distributor di Indonesia berani mendatangkan ponsel China. Ponsel ini dikemas dengan harga murah, serta fitur yang tidak kalah dengan merk terkenal seperti Nokia, Sony Ericsson bahkan Motorola sekalipun.

“ Kami mengakui bahwa sebagian dari produk Nokia dibuat oleh pabrikan Nokia di China. Kenapa? Ini untuk memenuhi kebutuhan handset Nokia untuk user Asia khususnya. Bahkan sekitar 85% ponsel yang beredar di Indonesia di produksi di China. Sebab China melayani distribusi di Negara Asia terdekat seperti Indonesia. Mengenai spare part, tak perlu khawatir Nokia bertanggung-jawab atas layanan after salesnya”, ungkap Dominikus

Bukan menjadi rahasia umum, China memegang peranan penting dalam industri telekomunikasi, puluhan merk ponsel diproduksi di sejumlah kawasan industri negara ini. Data yang dihimpun News Ponsel menyebutkan, hampir semua ponsel Nokia yang beredar di Indonesia diproduksi di China, sebut saja Nokia 8800 yang dibuat oleh Lamax Group Co. Ltd. di Guandong Cina. Ponsel terbaru seperti Nokia N73, N93 juga diproduksi di provinsi Guandong, China tepatnya di kota Shenzhen. Begitu juga Nokia N70, 6680, dan 6630 dibuat oleh Potasen (HK) Technology Limited. Ponsel buatan China ini juga diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Itali, Yordania, Australia, Canada, dan Swedia.

Yup…Shenzhen, kota yang dahulu hanya sebuah perkampungan nelayan, dan dihuni tidak lebih dari 50.000 orang itu kini menjelma sebagai kota teknologi. Hampir semua pabrikasi besar elektronik dunia berkumpul dan memproduksi barang mereka di kota ini. Shenzhen Daily melaporkan, 750 juta hingga 780 juta ponsel yang diproduksi secara global pada tahun lalu. Produksi ponsel di China berbagai merk mencapai 300 juta ponsel, 80 juta diantaranya dibuat di Shenzhen.

Di China sendiri terdapat 17 perusahaan, sudah ada 54 perusahaan dari Negara asing mendapat lisensi untuk memproduksi ponsel dan membuat pabrik di Shenzhen. Tiga vendor terkemuka dunia, Nokia, Motorola dan Samsung telah melakukan assembling produk mereka di Shenzhen. Menurut Huang Zhaohui, Chairman of Shenzhen Transit Communication Equipment Limited seperti dikutip dari Shenzhen Daily, perusahaan yang ada di Shenzen mampu menghasilkan 90% komponen ponsel. Hal ini dinilai masuk akal karena biaya produksi di China memang lebih murah.

Sesuai Pesanan
Membeli ponsel di China bisa dilakukan sesuai pesanan, misalnya layar apa yang akan digunakan, termasuk fitur didalamnya bisa disesuikan dengan budget yang telah kita sediakan. Misalnya Anda hendak memesan ponsel atau PDA yang hendak dijual dengan harga 1 jutaan, maka produsen di China bisa menyesuaikan dengan spesifikasi tertentu, tentunya sesuai dengan permintaan. Mendatangkan ponsel China ke Indonesia bukanlah hal yang sulit, sebab sudah diatur oleh Kepmen No: 11/M-Ind/Per/3/2006. Aturannya sudah jelas bahwa Produksi dalam negeri adalah barang/jasa termasuk rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, yang dalam proses produksi atau pengerjaannya dimungkinkan penggunaan bahan baku/komponen impor.

Salah satu contoh adalah apa yang telah dilakukan oleh Hitech. Hitech diklaim sebagai ponsel dengan merk nasional yang perakitannya dilakukan di China. Seperti yang telah diungkapkan oleh Andreas Himawan, General Manager Hitech Mobile dalam acara peluncuran Hitech H382 dan H39 beberapa saat yang lalu, “Kami telah mempelajari kegagalan merk ponsel lain yang mengalami kegagalan dalam hal pemasaran. Kami menggandeng beberapa mitra untuk memproduksi ponsel Hitech. Diantaranya adalah mitra usaha, mitra produksi, dan mitra service. Mitra usaha berupa beberapa partner dalam pemasaran produk. Mitra industri berupa partner dalam pembuatan produk. Mitra service dalam hal perbaikan ponsel”. Ujarnya.

“Ponsel kami diproduksi oleh mitra kami di China. Di sana kami memiliki banyak mitra mulai mitra produksi PCB, mitra produksi komponen, mitra produksi casing, hingga mitra produksi packaging dan Quality Control. Kami hanya mendesain produk dan merumuskan komposisi fitur. Hal ini kami lakukan karena biaya memasukkan berupa produk jadi (ponsel utuh) lebih murah ketimbang berupa spare part. Jika kami membuat dan merakitnya di Indonesia, harga jualnya akan melambung tinggi.” Tambah Andreas.

Salah satu alasan pembuatan ponsel di China adalah ongkos buruh murah yang sangat murah, apalagi perizinan tanah yang mudah karena dikuasai oleh negara. Selain resource untuk komponen hardware juga mudah didapat sehingga biaya produksi bisa diminimalisir. Alasan tersebut memang masuk akal karena sarana dan prasarana untuk memproduksi ponsel sudah tersedia dengan lengkap di China.

Sedangkan jika diproduksi di Indonesia, banyak sekali parameter yang harus dipikirkan, mulai dari ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang mahal, perijinan yang masih berbelit, dan sebagainya. Berkaca dari China, seharusnya pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan serupa untuk mendorong investasi pada produksi komponen ponsel. Dengan begitu, kita bisa menghasilkan ponsel sendiri dengan harga murah.

Andreas juga menjelaskan banyak para distributor ponsel china yang mengabaikan faktor garansi dan service, itulah salah satu alasannya mengapa pihak Hi-tech, menggandeng DGE (Dian Graha Elektrika) sebagai salah satu mitra penjualan ponsel Hi Tech. DGE juga menjadi pusat layanan service center bagi K-Touch.

Awas Distributor Lari
Parameter yang bisa dikatakan penting ketika memutuskan untuk membeli ponsel adalah layanan purna jual yang memadai, serta jaminan ketersediaan spare part yang cukup. Para distributor ponsel China ini umumnya tidak memiliki ketersediaan sparepart. Salah seorang sumber terpercaya yang juga mantan distributor ponsel China mengatakan, mekanisme pembelian ponsel umumnya skema 10:3 dari 10 ponsel yang dijual ke masyarakat, distributor ini menyediakan 3 ponsel cadangan yang bisa difungsikan sebagai Replacement. Artinya, jika ponsel yang sudah dijual bermasalah maka langsung dilakukan penggantian unit baru yang sudah disiapkan.

Bagaimana dengan unit yang rusak atau bermasalah tadi? Alih-alih mengembalikan ke pabrikan, unit ini lantas menjadi barang yang siap dikanibal. Banyak pengusaha lokal yang menjadi distributor ponsel China, mereka umumnya melakukan diversifikasi vertical, yakni menambah produk baru yang secara teknologis ada hubungannya dengan hasil produksi yang sudah ada.

Hal ini disebabkan oleh mudahnya sang distributor untuk mendatangkan produk baru, bahkan tidak sedikit yang malah membuat brand baru, sebagai strategi untuk membanjiri pasar dengan ponsel yang mereka keluarkan

Hal senada juga diungkapkan oleh Untung BW, Marketing Product Manager Star Tech. Bahwa kendala yang selama ini dialami oleh end user adalah belum memahami kualitas dari ponsel china .Jika sudah bicara kualitas, lanjut Untung, maka parameter pengujian dalam QC juga harus dilibatkan, artinya para distributor ponsel china umumnya tidak memiliki standar pengujian Quality Control yang bisa dipercaya.

”Belajar dari pengalaman itu, kami memiliki sertifikasi sebagai principal dan bukan lagi sebagai distributor. Sebab principal berhak memesan fitur maupun desain untuk ditujukan pada pabrikannya yang ada di China. Jadi secara otomatis kita bertanggung jawab penuh atas semua kualitas handset yang kami pasarkan ini. Lain halnya dengan distributor, sebagai distributor mereka hanya bertugas menjual tanpa bertanggung jawab dengan kualitas handset yang dipasarkan tersebut”ujarnya sembari promosi.

Sementara itu, Kusuma Ruslan, Marketing Manager Hi Tech mengatakan untuk mendapatkan standarisasi yang memungkinkan, anggota QC diwajibkan training terlebih dahulu di pabrikan pusat yang ada di China. Setelah lulus melampaui training tersebut, maka tenaga yang datang kembali ke Indonesia sudah dalam kondisi siap pakai pelayanannya. Dengan langkah training demikian, diharapkan Hi Tech mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan handset tentunya. (np)

Data dan Fakta
Di China sendiri terdapat 17 perusahaan, sudah ada 54 perusahaan dari Negara asing mendapat lisensi untuk memproduksi ponsel dan membuat pabrik di Shenzhen
750 juta hingga 780 juta ponsel yang diproduksi secara global pada tahun lalu. Produksi ponsel di China berbagai merk mencapai 300 juta ponsel, 80 juta diantaranya dibuat di Shenzhen.
Nokia juga mendirikan pabrik di China. Ponsel Nokia buatan China ini juga diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Itali, Yordania, Australia, Canada, Swedia.
Tiga vendor terkemuka dunia, Nokia, Motorola dan Samsung telah melakukan assembling produk mereka di Shenzhen
Ponsel Nokia yang beredar di Indonesia, sebagian besar dibuat di China.| 


Sumber : nitnotmobilephone.blogspot.com

Imlek dan Fenomena Angpao Sosial

Pengayaan Kultural Imlek

Pengayaan kultural adalah sebuah upaya pemaknaan baru terhadap kultur dari komunitas yang merupakan bagian atau agen dari kebudayaan itu sendiri. Pesan utama kedua bentuk pengayaan kultural itu gamblang: perayaan Imlek adalah momentum untuk saling berbagi terhadap sesama, terutama bagi mereka yang masih butuh uluran tangan. Imlek adalah momentum untuk memperkuat ikatan tali sosial dengan warga masyarakat Medan yang multikultur.
Jika semasa Orde Baru warga Tionghoa Indonesia hanya dapat merayakan Imlek terbatas di rumah masing-masing dan dilakukan diam-diam, serta tidak menyolok umum, maka seiring dengan dicabutnya Inpres 4 tahun 1967, serta keputusan pemerintah Megawati Soekarnoputri menjadikan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional, maka ekspresi budaya warga Tionghoa Indonesia dalam menyambut dan merayakan Imlek menjadi kian terbuka.

Ekspresi budaya itu sendiri juga disertai representasi identitas ketionghoaan, yang kerap ditandai dengan simbol-simbol budaya yang sering disebut oriental. Sebut misalnya pemasangan lampion, baju cheongsam, pemberian angpao, pementasan barongsai dan pernik-pernik lainnya.
Sejumlah literatur menyebutkan bahwa Imlek dirayakan masyarakat Tionghoa dalam rangka menyambut datangnya musim semi. Menurut pakar kuliner China, Hiang Marahimin, Imlek adalah perayaan para petani di daratan Tiongkok yang bersyukur dengan hasil panen. Inilah yang membuat Imlek fokus pada makanan dan bertema anugerah yang melimpah ruah. Tujuannya hanya satu, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan tahun lalu, dan meminta rezeki untuk tahun berikutnya. Hal ini diyakini, penampilan dan sikap di tahun baru menjadi penentu perjalanan di masa depan.

Selain makanan khas Imlek, umumnya ada dua penanda utama saat warga Tionghoa merayakan Imlek. Pertama. pemberian angpao dari orangtua kepada anak-anak mereka, atau anggota keluarga yang masih tergolong dekat seperti keponakan atau cucu yang belum bekerja atau memperoleh penghasilan, dan belum menikah. Pemberian angpao, adalah simbolisasi keberuntungan, kegembiraan dan semangat yang akan membawa pada nasib baik.

Kedua, perayaan Imlek juga ditandai dengan acara makan bersama anggota keluarga.  Namun budaya bukanlah sesuatu yang statis atau beku. Seiring dinamika sosial, para agen budaya juga sering melakukan tafsir ulang, atau memperkaya praktek budaya, agar ekspresi budaya yang dilakukan mampu merespon berbagai perubahan yang ada. Terutama perubahan sosial di lingkungan para agen budaya itu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Tujuannya tentu agar praktek berbudaya suatu komunitas tidak tercerabut dari konteks sosial politik dimana komunitas budaya itu berada. Saling pengaruh, saling mengisi, bahkan terbentuknya budaya baru (akulturasi) sebagai proses dialektika antar kebudayaan yang berbeda, bukan sesuatu yang mustahil.

Angpao Sosial

Dalam konteks dimana kemiskinan masih menjadi problem sosial dan politik yang belum sepenuhnya berhasil dientaskan negara, dan umat manusia di dunia, maka sudah sewajarnya jika kelompok masyarakat yang secara ekonomi lebih kuat membantu kelompok masyarakat yang masih lemah.
Di sinilah aksi sosial yang dilakukan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan, termasuk juga yayasan-yayasan sosial marga Tionghoa dalam menyambut Imlek, menjadi fenomena kebudayaan yang menarik.

Keberadaan angpao, yang semula dimaksudkan sebagai bentuk subsidi, atau ungkapan syukur dari orang yang sudah bekerja kepada mereka yang belum bekerja, atau belum menikah, dan berdimensi internal, diperluas dimensinya sebagai subsidi sosial kepada sesama warga yang secara ekonomi masih perlu untuk diberdayakan.

Dengan kata lain, dimensi internal angpao diubah menjadi berdimensi eksternal. Munculah apa yang disebut fenomena angpao sosial. Karena itu apa yang dilakukan ormas-ormas seperti Lions Club, Rotary Club, INTI maupun PSMTI untuk menyebut beberapa organisasi yang sering membagikan bantuan paket sembako menjelang perayaan Imlek, tak lain merupakan perwujudan pengayaan kultural dalam menyambut perayaan Imlek.
Fakta ini memperlihatkan bahwa warga Tionghoa Indonesia bukanlah entitas budaya yang kaku dalam menghayati dan mengamalkan warisan budaya leluhur mereka.
Warga Tionghoa bersikap lentur, sekaligus adaptif dalam memperkaya praksis budaya mereka untuk merespon situasi sosial di sekeliling mereka.
 
Dalam beberapa kasus pemberian angpao sosial itu bahkan melintasi sekat perbedaan kesukuan dan agama yang ada. Ini sekaligus menandakan perayaan multikulturalisme tak menjadikan masyarakat Tionghoa Medan terjebak dalam resicinization (pentionghoaan kembali) sebagaimana dikhawatirkan banyak pihak.

Memperkuat Relasi Sosial Pengayaan kultural juga dilakukan oleh beberapa tokoh masyarakat Tionghoa saat mereka menyelenggarakan kegiatan open house yang biasanya dihadiri relasi mereka yang berasal dari beragam latar belakang suku, agama, budaya dan status sosial.
Ragam hidangan yang disajikan pun berdimensi multikultural, dan tentu saja tidak bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Begitulah saat acara open house, lontong Imlek dan rendang Imlek pun bersanding dengan kweetiaw goreng.
Di sini lagi-lagi muncul kelenturan budaya dari warga Tionghoa yang memperluas dimensi acara makan bersama keluarga menjadi makan bersama warga masyarakat untuk memperkuat relasi sosial yang ada.

Peribahasa Tionghoa kalau minum air jangan lupa sumbernya, sungguh-sungguh telah diberi tafsir baru. Masyarakat Tionghoa Medan bukan hanya setia pada warisan budaya leluhur mereka saja, namun lewat angpao sosial dan open house, mereka juga telah melakukan pengayaan budaya Imlek untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dimana mereka berada.
Dan hal ini barangkali merupakan kekhasan dalam menyambut perayaan Imlek di negara kita!.

Sumber : Harian Analisa