Beberapa bulan ini masyarakat digegerkan dengan berbagai acara di
televisi yang mengusung adegan joget atau goyang sebagai bumbu utamanya.
Ialah Goyang Caesar, serangkaian gerakan joget hasil kreasi seorang
mantan asisten artis bernama Caesar, yang pertama kali muncul di layar
kaca, dan sekarang diikuti banyak stasiun televisi sehingga bermunculan
goyang-goyang yang lain.
Goyang Caesar juga mampu membuat rating acara di salah satu stasiun
televisi, yaitu YKS (Yuk Keep Smile) di Trans TV, sebagai acara dengan
rating tertinggi mengalahkan acara-acara lainnya. Namun sayangnya, acara
YKS yang dinilai menghibur itu justru kini mendapat kecaman dari
berbagai pihak di masyarakat, terutama dari kalangan terdidik yang
peduli terhadap moral bangsa.
YKS dan acara lain yang mengusung goyang-goyangan sebagai penarik minat
pemirsa memang memberikan hiburan bagi masyarakat, terutama ketika diri
sedang penat. Karena selain mengusung goyang, acara tersebut juga diisi
dengan deretan host yang lucu-lucu, maka dari itu selain memandu
jalannya acara, host acara yang biasanya diisi lebih dari dua
orang tersebut juga mampu menampilkan lawakan yang menghibur. Namun,
terkadang lawakan yang disuguhkan oleh para host tersebut
justru mengandung kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan, bahkan
sering melewati batas. Tentu hal tersebut tidak patut untuk ditonton
terutama untuk usia anak-anak lantaran acara-acara tersebut ditayangkan
pada saat primetime.
Selain lawakan yang dianggap kasar dan tidak mendidik, goyangan yang
ditampilkan pun semakin vulgar dan seronok. Apalagi goyangan tersebut
juga diperankan oleh para wanita dan ibu-ibu yang seharusnya menjaga
kehormatannya. Memang dalam dunia sains, gerakan dan joget mampu menarik
minat dan menumbuhkan semangat orang untuk beraktivitas, hal itu yang
dipraktekkan dalam kegiatan motivation training untuk menggugah semangat pesertanya. Namun, tentu gerakan yang diberikan oleh para trainer adalah gerakan yang atletis dan tetap menjaga kaidah kesopanan.
Kecaman yang diberikan oleh masyarakat terhadap acara YKS dan sejenisnya
bukanlah soal acara secara keseluruhan. Tentu ada hal positif yang bisa
diambil dari acara tersebut. Namun, ada beberapa hal yang memang perlu
dikoreksi. Di tengah kemerosotan moral bangsa seperti sekarang ini,
seharusnya acara-acara di televisi bisa turut serta memperbaiki hal
tersebut dengan menyuguhkan sajian acara yang mendidik. Acara hiburan
tetap harus mementingkan kaidah kesopanan dan norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Jangan sampai televisi sebagai media yang paling populer
justru melunturkan jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa timur.
Yang diharapkan stasiun – stasiun televisi tidak hanya mengejar
keuntungan dengan rating acaranya yang tinggi, tetapi juga
mempertimbangkan sisi edukasi. Apalagi kebanyakan stasiun televisi di
Indonesia dimiliki oleh aktor-aktor politik negeri ini yang katanya juga
berjanji akan turut membangun negeri. Maka, seharusnya media yang
mereka punyai mampu memberikan kontribusi untuk menjadikan bangsa ini
lebih cerdas dan bermartabat.
Sumber: kompasiana
No comments:
Post a Comment