Tuesday, December 31, 2013

Fenomena Besar tentang Ka'bah yang di Sembunyikan Dunia


Ka’bah, rumah Allah sejuta ummat muslim merindukan berkunjung dan menjadi tamu - tamu Allah sang maha pencipta. Kiblatnya (arah) ummat muslim dalam melaksanakan sholat, dari negara manapun semua ibadah sholat menghadap ke kiblat ini.
Istilah Ka’bah adalah bahasa al quran dari kata “ka’bu” yg berarti “mata kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6dalam Al-quran menjelaskan istilah itu dg “Ka’bain” yg berarti ‘dua mata kaki’ dan ayat 5/95-96 mengandung istilah ‘ka’bah’ yg artinya nyata “mata bumi” atau “sumbu bumi” atau kutub putaran utara bumi.


Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”




Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.


Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.


Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:

‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit


Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)

Indonesia, Intelijen dan Persaingan Ekonomi

Beberapa hari belakangan ini media massa dipenuhi oleh berita tentang penyadapan Australia terhadap Indonesia serta berbagai reaksinya. Tak hanya di Indonesia, beberapa waktu yang lalu cerita serupa terjadi di Brasil, dimana terungkap dan diakui sendiri oleh Brasil bahwa institusi intelijennya selama ini telah menyadap beberapa diplomat penting Rusia di Brasil. Entah ini merupakan agenda tersembunyi Edward Snowden ataupun titik nadir atas kenyataan yang terjadi diseluruh dunia, dimana transparansi, kebebasan informasi dan nilai lainnya yang selama ini diagung-agungkan ternyata hanya sebuah ilusi atau bahkan sekedar lip services.

Yang justru menarik terlihat adalah sikap semakin terbukanya pihak pihak yang selama ini justru terlibat dalam dunia intelijen (atau setidaknya mengaku sebagai intelijen). Jika Edward Snowden menjadi kasus internasional, di Indonesia sendiri ini terjadi, ambil contoh akun twitter @triomacan yang semakin hari semakin berani mengungkapkan keintelijenannya atau terbukanya salah seorang mantan Kepala BIN beberapa hari terakhir dalam menceritakan tindakan-tindakan intelijen yang pernah dilakukan. Bahkan Presiden pun pernah menguraikan kepada Publik mengenai informasi intelijen seputar rencana pembunuhan dirinya oleh pihak tertentu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah informasi intelijen saat ini sudah memiliki nilai publikasi tersendiri. Ataukah etika moral tentang ‘keterbukaan informasi’ semakin dituntut publik?, atau malah justru ini merupakan fenomena perang intelijen yang semakin terbuka? atau bahkan intelijen sedang menjadi tren sesaat dalam berpolitik? sebagai pihak awam, jelas hal tersebut menjadi pertanyaan menarik karena cerita intelijen saat ini sudah menjadi hal yang mulai umum dipelajari dan sudah bukan lagi sesuatu yang “klandestin”.

Fenomena ini menunjukkan bahwa intelijen saat ini semakin memiliki nilai ekonomi, baik dari sisi informasi yang diperoleh maupun pemanfaatan informasi tersebut untuk kepentingan tertentu, termasuk kepentingan publikasi. Begitu pula yang terjadi dengan kasus penyadapan Indonesia-Australia dimana secara politik itu bisa dianggap tidak etis tetapi secara ekonomi hal tersebut menjadi layak untuk dilakukan. setiap pihak memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingannya, bahkan jika kita berpikir strategis pengungkapan ini sedikit banyak juga menguntungkan pemerintah RI untuk meningkatkan citra diplomasinya di mata publik.

Salah satu kutipan penting yang digunakan para akademisi tentang nilai ekonomi intelijen ini adalah pernyataan salah seorang mantan pimpinan intelijen negara eropa yang diwawancarai oleh CBS dan dikutip oleh Newsweek di tahun 1990an:
“It would not be normal that we do spy on the (United) States in political matters; we are really allied. But in the economic competition, in the technological competition, we are competitors; we are not allied.”
Pernyataan itu masih berlaku saat ini bahkan semakin berlaku. Dalam persaingan ekonomi dan teknologi negara sekutu pun adalah pesaing bukan teman. Kenyataan ini menimbulkan kesan bahwa pernyataan Menteri Luar Negeri RI menanggapi penyadapan Australia menunjukkan betapa naif dan polosnya Indonesia, tetapi disisi lain Bisa jadi justru pernyataan tersebut juga merupakan strategi Pemerintah untuk semakin menguatkan citra di mata masyarakat internasional dan lokal bahwa Indonesia adalah negara jujur dan tulus dalam berpolitik. Pada akhirnya semua akan tergantung pada bagaimana setiap aktor memainkan perannya secara internasional dengan baik dan memanfaatkan intelijen secara optimal bagi kepentingan dirinya, dan alangkah baiknya untuk kepentingan masyarakat secara luas. Mengutip pernyataan Prof. Juwono Sudarsono dihadapan Royal College of Defence Studies, London di Jakarta pada bulan Juli 2010:
What combination of “hard”, “soft” and “smart” powers must leadership groups in government, in the military and in private bussiness command in order to be able to connect, cooperate and at the same time compete with one another as well as with the rest of the world?

Dalam konteks ketahanan nasional, disinilah peran para pejabat publik Indonesia dituntut untuk lebih memainkan berbagai kekuatan yang dimiliki baik secara intelijen maupun diplomasi untuk tetap berkomunikasi, bekejasama tapi diwaktu bersamaan berkompetisi secara ekonomi dengan negara lain. Jangan hanya bersikap reaktif tetapi juga harus mampu memainkan perannya secara maksimal dan mampu memanfaatkannya bagi kepentingan ekonomi nasional sehingga pada akhirnya manfaatnya dirasakan sebesar-besarnya bagi kita semua.

Sumber: kompasiana

Batas Usia Pensiun PNS Akhirnya Menjadi 58 Tahun

Pemerintah dan DPR RI sepakat bahwa batas usia pensiun (BUP) PNS menjadi 58 tahun. Usia pensiun yang baru ini berlaku menyeluruh untuk PNS golongan I sampai IV.
Ketentuan ini sudah masuk dalam Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara yang rencananya akan di sahkan dalam rapat paripurna DPR tanggal 19 Desember 2013.  Ada empat RUU yang akan disahkan pada masa sidang 2012-2013 yang berakhir pada paripurna nanti yaitu RUU ASN (Aparatur Sipil Negara), RUU Perindustrian, RUU tentang Perubahan UU No.30 Tahun 2004, dan RUU Desa.
Perubahan BUP ini sebenarnya cukup mengagetkan karena dalam Draft RUU ASN terakhir (21 Oktober 2013), pemerintah bersikeras bahwa batas usia pensiun (BUP) PNS untuk jabatan administrasi tetap 56 tahun. Pertimbangan kemampuan keuangan negara menjadi alasan pemerintah menolak perpanjangan BUP PNS tersebut. Sejak awal dalam draft RUU ASN yang disusun DPR, sebenarnya batas usia pensiun (BUP)  sudah direncanakan menjadi 58 tahun.

Namun perkembangan terakhir tadi malam (16 Desember 2013) rapat Panja RUU ASN seluruh fraksi dan pemerintah akhirnya sepakat menyetujui BUP PNS bertambah dua tahun.
Dari penjelasan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Abubakar, konsekuensi penambahan BUP menjadi 58 tahun sudah diperhitungkan oleh Menteri Keuangan. Meski BUP bertambah namun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi setiap pegawai dan tetap memperhitungkan kompetensi masing-masing pegawai.
Wamen PAN- RB Eko Prasojo mengungkapkan penambahan BUP dua tahun bagi seluruh PNS merupakan langkah pemerintah untuk memperpanjang pembayaran pensiun. Sebab, bila tetap di angka 56 tahun, pembayaran pensiun akan semakin membengkak.

Dalam RUU ASN penambahan batas usia pensiun juga diberlakukan untuk jabatan eselon I dan II menjadi 60 tahun. Sementara untuk jabatan fungsional, usia pensiun disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir rata-rata batas usia pensiun jabatan fungsional sudah ditambah menjadi 60 tahun, dari sebelumnya 58 tahun.

Tabel Tunjangan Kinerja 2013

Prinsip dalam remunerasi adalah pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai didasarkan kepada jabatan dan kelas jabatan. Sistem remunerasi PNS harus berpegang pada merit system, yaitu penetapan besarnya tunjangan kinerja harus berbasis kinerja, bobot pekerjaan dan peringkat (grade) masing-masing jabatan.
Nilai dan kelas suatu jabatan digunakan untuk menentukan besaran gaji yang adil dan layak selaras dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab jabatan tersebut.  Nilai dan kelas suatu jabatan diperoleh atau ditetapkan melalui proses yang disebut Evaluasi Jabatan yang akan digunakan dalam pemberian tunjangan.
Sebagai referensi berikut ini daftar jabatan, kelas jabatan dan tunjangan kinerja per kelas jabatan yang merupakan hasil evaluasi jabatan yang sudah ditetapkan pada salah satu instansi.
Pusat


Fungsional Umum

Fungsional Tertentu
Jabatan tergantung karakteristik kementerian dan lembaga bersangkutan, daftar di atas bukan aturan yang mutlak mungkin saja dengan jabatan yang sama mempunyai kelas jabatan dan tunjangan kinerja yang berbeda.

Fenomena Kehidupan Malam

Kata dugem adalah kata yang sudah asing di telinga orang Jakarta Sebagai daerah utama di Asia Tenggara, Jakarta mempunyai tingkat hunian yang luar biasa kehidupan malam hari .Sangat Cocok untuk berjiwa muda dan terlebih lagi bagi anda yang mempunyai anggaran yang berlebih. Jakarta juga dikenal sebagai kota metropolitan dan surganya tempat hiburan dunia malam , fenomena dugem atau discotique sangat kental sekali dengan Jakarta. Di kota yang berpenduduk sekitar 10 juta ini terkenal sebagai pusatnya hiburan malam bahkan salah satu pusat hiburan terbesar di asia tenggara. Jakarta termasuk salah satu tempat yang sangat padat di dunia yang memiliki tempat disco dan cafeHiburan malam di Jakarta memang tiada habisnya. Segala bentuk sajian menggiurkan bagi para penikmatnya. Memang ibukota menawarkan hiburan bagi warganya yang ingin melepas penat dengan segala kehidupan yang serba padat. Tidak ada yang meragukan Jakarta sebagai pusat kehidupan malam, termasuk di dalamnya party scene atau dance scene yang kemudian diikuti oleh beberapa daerah di Indonesia. Yang kini banyak mendapatkan sorotan adalah semakin banyaknya bermunculan club, lounge, bar, hingga beer house baru di Jakarta.

Daerah-daerah di Jakarta yang merupakan pusat-pusat keramaian hiburan malam adalah Kemang, Mangga besar, Kota, Kelapa Gading, Sudirman Hingga senayan . Bertempat di Gatot Subroto, nama Ismaya menjadi sebuah icon Tempat Hiburan Malam Jakarta yang tidak terkalahkan, Dragonfly dan Blowfish merupakan bukti kejayaan mereka yang berseberangan. Menuju sedikit ke daerah Senayan, menuju ke kawasan Plaza Senayan untuk menikmati ambience dari Diagonale dan Equinox. Menyeberang ke daerah Thamrin, maka nama Social House merupakan tempat yang sudah tidak asing lagi. Nah, jika ingin melihat Jakarta malam hari dari atas, silahkan datang ke Skye di menara BCA dan Immigrant. Di dalam Plaza Indonesia mari menuju ke Moovina yang merupakan tempat baru namun langsung mampu menarik crowd yang cukup fantastis. Kebanyakan hotel Di Jakarta mempunyai bar mereka sendiri atau Night Club discothegue, Karoeke, Cafe, dan Live Music Kemang adalah sebuah wilayah yang luar biasa mendukung nightlife Jakarta. Jangan khawatir tersesat di sini pada malam hari, semua Tempat Hiburan Malam Jakarta yang kita inginkan ada; mulai dari resto, lounge, bar, hingga club. Kemang adalah salah satu wilayah duplikat seperti Kuta nya Jakarta , sama seperti di kuta bali . di kemang Jakarta banyak sekali kaum expatriate yang ikut meramaikan suasana hiburan malam di Jakarta Kehidupan dijakarta kental sekali dengan hura-hura dan berfoya-foya dalam melakukan sekali dugem saja tidak tanggung-tanggung nominal yang dikeluarkan , angka begitu fantastis . menurut saya wajar saja karena Jakarta adalah kota yang biaya hidup nya sangat tinggi . Tidak hanya orang dewasa saja yang melakukan kegiatam dugem atau hiburan malam lainnya, bahkan remaja yang berusia dibawah 17tahun pun sangat banyak . suatu fenomena yang memperhatikan memang, dikala zama seusia mereka seharusnya harus focus dengan namanya pendidikan dan cita-cita akan tetapi pengaruh yang negative malah mempengaruhi mereka . banyaknya anak-anak sekolah yang menghuni dunia discoutique menyebabkan peraturan beberapa discoutiqe yang tidak menginjinkan anak dibawah 17 tahun untuk masuk kedalam discoutique . Kalau menurut penilaan saya orang-orang datang ke tempat dugem atau club adalah 1. Melepas penat ( refreshing ) : orang ini refreshing dengan cara dugem karena stres dengan pekerjaan nya dari senin sampai jumaat, saat pulang kerja datang lah oarang ini untuk mencari kehiburan dan melupakan semua masalah 2. Broken heart ( patah hati ) : type orang seperti ini sering kali di jumpai di tempat dugem, orang yg ingin melupakan masalah hati yang sangat berat pasti datang ke tempat dugem dengan berharap bisa melupakan masalah hatinya dengan mabuk parah gak peduli berapa banyak uang yang keluar 3. Have fun for friend,: ya ini orang yang paling banyak bisa di temui di tempat dugem tersebut ya memang, ingin bersenang-senang menikmati masa muda bersama teman-teman. 4. Hobi : orang seperti ini ini biasanya menghabiskan waktu malam dengan hobinya ya itu dugem, mungkin hobi ini memang aneh tapi banyak org juga yang mempunyai hobi seperti ini, biasanya mereka pecinta musik-musik progresif dan remix, atau merka hobinya dance floor. 5. Pencari wanita / lelaki : tak banyak lelaki hidung belang yang datang bersama teman-temanya mencari wanita di club, atau sebaliknya. 6. Profesi / karena tuntutan Ekonomi Ada beberapa orang yang melakukan dugem karena tuntuan ekonomi dan profesi , seperti dancer, mc and pengisi acara lainnya 7. Ikut-ikutan; Banyak juga yang menikuti dugem ini karena ikut-ikutan agar tidak dibilang cupu oleh teman-temanya Dari factor-faktor tersebut menurut pendapat saya dalam grafik adalah sebagai berikut : Dugem seakan-akan sudah menjadi suatu kegiatan yang dilakukan, umunya bagi para pemuda . melihat dugem sebagai salah satu refreshing mereka setelah banyak waktu di gunakan untuk kerja . akan tetapi di sisi lain dugem mengakibatkan tingkat pemborosan dalam hal financial . harga tiket masuk ke tempat dugem di Jakarta pun bervariatif ada mulai dari yang termurah (USD 5) Sampai (USD 100an) belum lagi dengan makanan, dan minuman dan hal hal lain yang mngakibatkan pemborosan yang sangat banyak. Dahulu tren untuk dugem adalah setiap malam minggu akan tetapi sekarang setiap hari mereka bukan dengan tema yang berbeda-beda setiap hari , dan banyak sekali event-event untuk mempromosikan agar club tersebut ramai setiap hari . seperti ada acara gogo dance, sexy dance, competition dance, fashion show dan lain-lainya yang penting club itu tidah sepi dari dugemlovers dan bahkan yang dahulu batas operasionalnya hanya dibolehkan sampai jam 03.00 pagi, sekarang ada beberapa club yang buka sampai jam 05.00 pagi bahkan lebih suatu fakta yang menyecengangkan yang membuat kesimpulan bahwa fenomena dugem dijakarta sudah sangat besar Kesimpulan saya adalah, fenomena dugem sudah tidak dapat di pisahkan dari kota Jakarta dan merupakan salah satu trend yang sudah menjadi kegiatan rutin mereka akan tetapi banyak sekali kesan negative yang dihasilkan dari kegiatan ini seperti banyaknya remaja yang dibawah umur mengikuti kegiatan dugem ini, selain itu banyaknya juga minuman keras, obat telarang dan sexs bebas yang biasanyan menghiasi kegiatan dugem di Jakarta ini .alhasil pun banyak sekali kerugian yang didapat dari segi ekonomi dan dari segi lainya . tinggal di ibukota yang berkiblat ke dunia barat di Jakarta adalah hal yang sudah biasa untuk kegiatan dugem tersebut .akan tetapi ada beberapa hal positif yang didapat dari kegiatan dugem ini yaitu banyaknya tenaga kerja yang membantu pengangguran di Jakarta dan sebagai potensi wisata penambah devisa untuk wisatawan asing.

Tidur Sebagai Fenomena Kehidupan Dari Persfektif Islam

 
Tidur adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT terhadap makhluk ciptaannya. Ia bersumber dari Naluri  dan kebutuhan dasar hidup Manusia. Setiap Manusia pasti tidur, tidak seorangpun yang mampu menghidari diri dari tidur walaupun hanya untuk waktu yang terbatas, Bahkan Para Rasul dan Nabi melakukannya.
Terkait dengan tidur, Allah SWT berfirman ;
“Di Antara Tanda-tanda kekuasaan Allah adalah tidurnya kalian di Malam Hari”, (QS Al-Rum [30];23).
 
Dalam Alquran dinyatakan bahwa salah satu Keajaiban yang pernah terjadi adalah tidurnya beberapa orang pemuda yang beriman kepada Allah Swt .didalam sebuah gua ,tiga ratus sembilan tahun lamanya.  Allah SWT berfirman sbb:
“,Mereka menetap didalam gua selama tiga ratus sembilan tahun,”  (QS-Al-Kahf [18]:25).
 
Allah SWT mengajak manusia untuk memikirkan pentingnya tidur yang merupakan bagian dari siklus hidup sehari-hari yang mencakup aktivitas dunia dan makluk yang tinggal dipermukaannya. Hal ini di jelaskan dalam ayat berikut:
“,Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat, malam sebagai pakaian, dan siang untuk mencari penghidupan,” (QS Al-naba”[78];9-11).
 
Setiap malam, semua manusia berusaha untuk tidur. Dalam tidurnya itu, anggota tubuhnya tidak bergerak dan organ-organ didalamnya tidak bekerja, seluruh tubuhnya tenang dalam lelap,untuk mengembalikan energi, semangat kehidupan dan kekuatan baru dalam bekerja, berusaha,untuk mengais rejeki pada siang hari selanjutnya.Begitulah silih berganti dalam siklus yang berlangsung terus-menerus sepajang hidupnya.
Tanda-tanda yang ada pada tubuh dan anggota badan akan senantiasa terjadi, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
 
Hal ini diketahui setelah adanya penemuan baru yang disebut dengan siklus biologis tubuh yang ditemukan setelah berabad- abad lamanya.
Alquran mengisyaratkan tentang fenomena tersebut.
Allah swt berfirman sebagai berikut:
“, Demi malam apabila menutupi ( cahaya matahari ).Demi siang apabila terang benderang,” (QS Al-Lail[92]:1-2.
 
Malam ibarat tempat tenang dan tabir penghalang. Tidur adalah ketenangan,ketentraman dan keamanan hidup.
Seseorang memejamkan matanya,ketika itu seolah-olah indra penglihatannya dan pendengarannya tertutup tabir.
Seakan-akan ada penghalang yang mencegah rangsangan cahaya atau bunyi yang dalam keadaan normal dapat merambat masuk sehingga,jika kita merenggangkan kedua kelopak mata mata orang yang sedang tidur,dia tidak dapat melihat meskipun kedua matanya terbuka.Saat itu pula,organ dan sistim tubuh beristirahat,otot-otot bisep mengendur,jantung stabil dan berdetak pelan,tensi darah pada pembuluh arteri melambat,aliran darah stabil,pernafasan menjadi tenang,pelan dan teratur. Dalam keadaan tidur,organ- organ dan jaringan-jaringan tubuh memperlambat penyerapan oksigen dan nutrisi lainnya.Aktivitas sebagian besar kelenjar-kelenjar dalam tubuh pun berkurang,dan susunan saraf menjadi stabil.Keadaan tenang seperti ini akan terus berlangsung sampai tiba waktunya bangun dari tidur.secara otomatis, alat-alat tubuh  berfungsi seperti sediakala,vitalitas organ dan jaringan tubuh bertambah,panca indra kembali kepada keadaan semula dan otot-otot bisep kembali bekerja. Tidur juga memberikan kedamaian,keamanan dan juga ketentraman kapan pun dilakukan.
Allah SWT berfirman:
“(Ingatlah) tatkala Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai ketentraman dari-Nya.” (QS Al-Anfal[8]:11)

Setelah beraktivitas tubuh akan menempuh level semangat yang baru dan siklus biologis hariannya akan terus berlangsung sampai sore hari. Ketika hari mulai gelap,dia kembali pulang,Rasa kantuk menyerang membuatnya terlelap dalam tidur.
Siklus ini terjadi berulang-ulang para ilmuwan menyebutnya circadian rhythm.

Macam (aneka macam) tidur
Allah SWT berfirman sebagai berikut;
“Dialah Allah tiada Tuhan selain Dia yang Mahahidup dan Maha Mengurus ( Makluk hidup-Nya ) Dia tidak terkantuk (sinah) dan tidak tidur (naum),” QS Al-Baqarah[2]:255).

Dalam ayat diatas Allah SWT membedakan antara rasa kantuk adalah kondisi  saat seseorang kehilangan kesadaran terhadap keadaan sekitarnya untuk waktu yang sangat singkat,dan kesadaran itu dapat dikembali dengan cepat tanpa membuatnya tertidur.
Terkadang rasa kantuk terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri, dan keadaan ini tidak membuatnya terjatuh, tentunya waktu ini benar benar singkat.Mimpi atau perubahan Aktivitas organ dan sistim tubuh sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Tidur digambarkan dalam Alquran banyak sebutan.Sebutan-sebutan itu memiliki penjelasan dan kesan tersendiri. Sebutan ini mencakup seluruh makna tidur ( naum ), namun tidak mencakup rasa kantuk(sinah).

Berikut beberapa istilah yang dipergunakan kata al-nu”as. Kata ini ditemukan pada firman Allah swt berikut :
“ ( Ingatlah ) tatkala Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai ketenteraman dari NYA”, QS Al-Anfal[8]:11).

Al-nu”as adalah tidur tidak terlalu lelap,sehingga tidak ada mimpi yang mengganggu tidurnya.atau al-sabat,yaitu tidur lelap yang hampir  menghilangkan seluruh kesadaran. Lalu,ada juga kata al-manam.
Ini bisa ditemukan pada ayat berikut :
  “Ketika Allah menampakan mereka  dalam mimpi tidurmu,dalam jumlah yang sedikit,” (QS Al-Anfal [8];43)

Mimpi  yang dialami orang tidur adalah kenyataan yang tak terelakan.Setiap orang mengalaminya,baik anak-anak maupun dewasa,dapat dikatakan bahwa mimpi adalah keistimewaan dan keadaan yang pasti terjadi pada setiap orang.Permasalahan sekitar mimpi masih menjadi pertentangan dikalangan para ahli dan dokter diberbagai tempat.Orang yang matanya,namun dia dapat melihat,membedakan warna,merinci sesuatu menentukan besar kecil, jauh dekat,pendengarannya menafikan keadaan dunia nyata yang ada disekelilingnya.Dia tidak dapat mendengar orang-orang yang sedang bercakap-cakap didalam satu ruangan dengannya akan tetapi,dia mendengar hal-hal yang tidak didengar oleh orang-orang diruangan itu atau siapa pun juga.

Dia juga mampu mengingat apa yang didengarnya,merenungkan kejadian itu,dan membuatnya tetap terekam dalam ingatan,bahkan setelah ia terjaga dari tidur.  (Di kutip dari Ensiklopedia Mukjizat Alqur’an dan Hadist, Edisi 2, Kemukjizatan Penciptaan manusia).

10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru

Bagaimana hukum merayakan tahun baru bagi muslim? Ternyata banyak kerusakan yang ditimbulkan sehingga membuat perayaan tersebut terlarang.
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.
Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun baru.
Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan ‘Ied (Perayaan) yang Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan (’ied) kaum muslimin ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.’”[2]
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan (’ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.
Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, “Yang disebut ‘ied atau hari perayaan secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal:
  1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
  2. Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
  3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non ibadah.
Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
  1. Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
  2. Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid’ah yang terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ 
    Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari ibu dan hari kemerdekaan. Peringatan maulid nabi itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan ritual yang tidak pernah Allah izinkan di samping menyerupai orang-orang Nasrani dan golongan orang kafir yang lain. Sedangkan hari ibu dan hari kemerdekaan terlarang karena menyerupai orang kafir.”[3] -Demikian penjelasan Lajnah-
Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai perayaan orang kafir.
Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ » . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ « وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ »
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“[4]
Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ . قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” [5]
An Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr(sejengkal) dan dziro’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.”[6]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh).
Beliau bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [7]
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma’).[8]
Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari’atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. “Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama’ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari’atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.
Jika ada yang mengatakan, “Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.”
Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud,
وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ.
Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.”
Ibnu Mas’ud lantas berkata,
وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.” [9]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.
Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat Tahun Baru
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’).
Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.”[10]
Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik.
Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan, “Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”[11]
Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).”[12]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[13] Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.
Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang utama yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[14] Shalat malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh orang-orang sholih. Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu dengan waktu yang mustajab untuk berdo’a yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam tersebut namun ia menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti budaya orang barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.
Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar’i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[15]
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!”[16] Apalagi dengan begadang, ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!
Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dariikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti pandangan, tangan dan bahkan kemaluan telah berzina. Ini berarti melakukan suatu yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”[17]
Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”[18]
Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”.”[19] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!
Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli petasan, kembang api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)
Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.” Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).” Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.”[20]
Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” [21]
Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu sama-sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang waktu masih lebih jelek dari kematian.
Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”[22]
Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ النَّذِيرُ
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, “Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.”[23]
Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya masih banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang muslim tentu akan berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-sianya merayakan tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas nikmat waktu yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin anjlok! Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.
Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada mereka agar mengenal agama Islam ini dengan benar.
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Qs. Hud: 88)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Disempurnakan atas nikmat Allah di Pangukan-Sleman, 12 Muharram 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com