Dalam sejarah dunia perklenikan, Indonesia
pernah mengalami masa-masa ‘keemasannya,’ yaitu pada zaman bangsa ini
masih dikuasai oleh kerajaan-kerajaan yang terdapat hampir di seluruh
pelosok tanah air. Ketika itu, banyak sekali orang-orang sakti
mandraguna dengan berbagai ilmu kedigdayaan, ajian-ajian, dan
senjata-senjata andalan yang dimiliki.
Namun ternyata, segala macam ilmu klenik
itu tidak berkutik ketika berhadapan dengan Belanda. Ilmu-ilmu yang
konon sangat ampuh itu sama sekali tidak ada manfaatnya bagi penjajah
Belanda. Mereka tidak mempan oleh ilmu-ilmu klenik. Bahkan kemudian,
bangsa ini takluk di bawah penjajahan Belanda hingga 350 tahun lamanya.
Sungguh ironis, karena tatkala Belanda menjajah, Indonesia masih berada
dalam masa-masa ‘keemasan’ di dunia perklenikannya!
Selanjutnya, lebih ironis
lagi. Sudah tahu ilmu-ilmu klenik tidak mempan melawan Belanda, anak
bangsa ini masih saja banyak yang mempelajari dan percaya pada hal-hal
yang berbau klenik. Dan itu berlangsung terus hingga masa kita sekarang
ini. Masa dimana kita sudah merdeka dan modern.
Dunia klenik sangat
berkaitan erat dengan dunia ghaib. Meskipun tentu saja ada sedikit
perbedaan. Atau mungkin bisa dikatakan bahwa klenik adalah sub bagian
dari masalah ghaib. Atau bisa juga dikatakan, bahwa klenik adalah
penyelewengan non-ilmiah dari sesuatu yang bernama ghaib. Dan, sebagai
seorang mukmin, kita harus percaya kepada yang ghaib. Tetapi untuk
klenik, nanti dulu.
* * *
Bicara soal klenik, tidak bisa lepas
dari bicara soal jin. Dan bicara soal jin, mau tak mau harus menyinggung
masalah ghaib. Nah, tentang hal ini ada empat macam kelompok menyangkut
hubungan antara manusia dengan dunia ghaib dan klenik ini.
Kelompok pertama;
Adalah mereka yang tidak
percaya sama sekali kepada dunia ghaib, hal-hal yang berbau klenik, dan
termasuk juga tidak percaya akan adanya jin. Kelompok ini terdiri dari
orang-orang yang sangat mendewa-dewakan akal dan para pemuja logika.
Mereka menyebut dirinya sebagai orang yang yang berpikiran rasional.
Atau, mungkin lebih tepat jika dikatakan rasio minded.
Mereka yang masuk dalam kelompok ini
selalu menilai segala permasalahan dan mengamati semua fenomena yang ada
hanya berdasarkan logika an sich. Sedikit saja ada yang tidak
bisa diterima akal, langsung mereka tolak. Akan tetapi, biasanya
orang-orang semacam ini akan berbalik seratus delapan puluh derajat
apabila kena batunya. Dalam arti kata, sekali saja di antara mereka ada
yang mengalami sendiri peristiwa ini, atau melihat langsung dengan mata
kepalanya, niscaya dia akan menjadi orang yang akan sangat percaya
kepada hal-hal yang berbau klenik, mistik, dan yang semacamnya. Karena,
dia sudah kena batunya!
Kelompok kedua;
Adalah mereka yang kelewat percaya kepada hal-hal seperti ini. Siapa pun
bisa masuk ke dalam kelompok ini. Entah itu, pejabat, artis, seniman,
intelektual, atau bahkan ustadz dan kyai sekalipun. Karena memang negara
ini sudah terlalu dalam terjerumus ke jurang perklenikan, mistik, dan
kemusyrikan. Sehinga orang-orang yang dikenal sebagai orang pandai dan
tokoh publik pun terkadang masih saja percaya kepada klenik dan mistik.
Orang semacam mereka ini, selalu
mengait-ngaitkan suatu masalah atau kejadian dengan hal-hal yang berbau
klenik dalam berbagai kisi kehidupannya. Seolah-olah jika tidak
berklenik-ria, hidup mereka menjadi tidak afdhal. Bahkan tidak jarang
untuk melakukan sesuatu atau mengambil satu keputusan penting pun,
mereka menunggu wangsit atau mimpi terlebih dulu. Dan, fenomena semacam
inilah yang paling banyak berada di sekitar kita.
Kelompok ketiga;
Hampir sama dengan sebelumnya, akan tetapi kelompok ini jauh lebih parah
lagi. Karena mereka adalah orang-orang yang sudah diperbudak oleh klenik.
Mereka adalah para dukun, tukang sihir, tukang santet, ‘orang pintar’,
paranormal, dan yang satu species dengan mereka. Sejatinya,
mereka adalah para budak setan dan jin. Mereka sadar ataupun tidak,
mengaku maupun tidak, telah mengadakan perjanjian tertentu dengan jin
untuk melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh sang tuan jin. Sebagai
imbalannya, mereka mendapatkan kelebihan dan daya linuwih di atas
rata-rata manusia. Bentuknya macam-macam. Ada yang
ahli di bidang pengobatan. Ada yang pakar santet. Ada yang jago meramal.
Ada yang buka biro jodoh. Dan paling banyak adalah yang jago tipu!
Anggota kelompok ini, yakni dukun and
his gank, mempunyai andil sangat besar dalam memperparah
keterpurukun bangsa ini ke dalam jurang perklenikan dan segala hal yang
beraroma mistik. Merekalah yang turut berperan menambah kebodohan bangsa
yang sudah terlanjur bodoh ini. Korban mereka beraneka ragam. Dari yang
katanya cerdas, hingga yang benar-benar bodoh. Dari elit politik, sampai
orang yang benar-benar tidak tahu politik. Dari mereka yang ahli
berakting di sinetron, sampai orang yang sama sekali tidak tahu apa itu
sinetron. Dan akhirnya, jadilah bangsa ini menjadi bangsa klenik yang
selamanya tidak akan pernah maju (jika terus berklenik-ria). Bagaimana
mau maju, wong Menteri Agama yang katanya pintar agama saja
percaya sama klenik!
Adapun kelompok yang keempat, adalah
kaum muslimin yang percaya kepada kepada hal-hal ghaib sebatas yang
diberitahukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam kitab-Nya dan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam sunnahnya. Ini
adalah kelompok Ahlu sunnah wal jama’ah, dan inilah yang benar (semoga
kita termasuk di dalamnya. Amin). Merekalah orang Islam dalam arti kata
yang sesungguhnya. Bukan Islam-islaman, dan bukan pula Islam abangan.
Apalagi Islam klenik. Bagaimanapun juga, sebagai orang Islam harus
percaya kepada yang ghaib. Karena agama memang memerintahkan demikian.
Misalnya, dalam Al-Qur`an disebutkan, “… Yaitu orang-orang yang
beriman kepada yang ghaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan dari
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Al-Baqarah: 3)
Akan tetapi, ghaib bukan berarti klenik.
Ghaib adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat. Namun ia dapat dirasa,
didengar, dan diketahui. Meskipun tidak selalu demikian. Allah adalah
Ghaib, malaikat adalah ghaib, surga dan neraka adalah ghaib, masa lalu
adalah ghaib, masa akan datang adalah ghaib, sesuatu yang sedang terjadi
di tempat lain adalah ghaib, dan jin juga merupakan bagian dari yang
namanya ghaib.
Apabila seorang muslim percaya kepada
hal-hal ghaib dan memahami secara benar apa yang dimaksud dengan ghaib,
niscaya dia tidak akan terperosok ke dalam dunia klenik dan mistik.
Karena, sebenarnya klenik-klenik dan mistik-mistik itu tak lain dan tak
bukan adalah ulah jin juga. Itu semua adalah tipu daya setan (jin kafir)
yang memang selalu ingin menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
Dengan segala kelebihan dan kelicikannya, setan-setan brengsek ini bisa
melakukan apa pun demi memperdaya manusia.
Setan bisa membisiki manusia, lalu
dikira wangsit (dasar orang goblok, bisikan setan dikira wangsit). Setan
dapat datang kepada manusia lewat mimpi dengan mengubah wujudnya dalam
rupa seorang syaikh dan mengaku-ngaku sebagai syaikh fulan. Setan
sanggup masuk ke dalam tubuh manusia untuk menyakiti dari dalam dan
dapat juga masuk ke tubuh manusia untuk mengambil suatu penyakit, yang
bisa jadi dia-dia juga biang keroknya. Lalu terkenallah apa yang disebut
sebagai pengobatan alternatif. Setan dapat memberitahukan hal-hal yang
tidak diketahui (baca; ghaib) manusia, lalu terkenallah si anu dengan
kemampuannya membaca alam ghaib! Setan bisa melindungi seseorang dari
serangan senjata tajam, sehingga orang pun merasa dirinya memiliki ilmu
kebal. Padahal tanpa disadari, dia telah melakukan hal-hal yang
sebenarnya merupakan syarat dari setan untuk mendapatkan ilmu kebal
tersebut. Setan dapat menyakiti dan membunuh orang, lalu terkenallah apa
yang disebut sebagai santet. Padahal, percayalah, si tukang santet tak
akan mampu melakukannya tanpa melakukan syarat-syarat tertentu yang
diminta setan. Demikian dan seterusnya.
Sebagai muslim. Kita harus percaya
kepada hal ghaib. Tapi jangan mau kalau Anda disuruh percaya kepada
klenik dan mistik. Itu adalah tipu daya setan!
No comments:
Post a Comment