Tuesday, December 31, 2013

Tidur Sebagai Fenomena Kehidupan Dari Persfektif Islam

 
Tidur adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT terhadap makhluk ciptaannya. Ia bersumber dari Naluri  dan kebutuhan dasar hidup Manusia. Setiap Manusia pasti tidur, tidak seorangpun yang mampu menghidari diri dari tidur walaupun hanya untuk waktu yang terbatas, Bahkan Para Rasul dan Nabi melakukannya.
Terkait dengan tidur, Allah SWT berfirman ;
“Di Antara Tanda-tanda kekuasaan Allah adalah tidurnya kalian di Malam Hari”, (QS Al-Rum [30];23).
 
Dalam Alquran dinyatakan bahwa salah satu Keajaiban yang pernah terjadi adalah tidurnya beberapa orang pemuda yang beriman kepada Allah Swt .didalam sebuah gua ,tiga ratus sembilan tahun lamanya.  Allah SWT berfirman sbb:
“,Mereka menetap didalam gua selama tiga ratus sembilan tahun,”  (QS-Al-Kahf [18]:25).
 
Allah SWT mengajak manusia untuk memikirkan pentingnya tidur yang merupakan bagian dari siklus hidup sehari-hari yang mencakup aktivitas dunia dan makluk yang tinggal dipermukaannya. Hal ini di jelaskan dalam ayat berikut:
“,Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat, malam sebagai pakaian, dan siang untuk mencari penghidupan,” (QS Al-naba”[78];9-11).
 
Setiap malam, semua manusia berusaha untuk tidur. Dalam tidurnya itu, anggota tubuhnya tidak bergerak dan organ-organ didalamnya tidak bekerja, seluruh tubuhnya tenang dalam lelap,untuk mengembalikan energi, semangat kehidupan dan kekuatan baru dalam bekerja, berusaha,untuk mengais rejeki pada siang hari selanjutnya.Begitulah silih berganti dalam siklus yang berlangsung terus-menerus sepajang hidupnya.
Tanda-tanda yang ada pada tubuh dan anggota badan akan senantiasa terjadi, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
 
Hal ini diketahui setelah adanya penemuan baru yang disebut dengan siklus biologis tubuh yang ditemukan setelah berabad- abad lamanya.
Alquran mengisyaratkan tentang fenomena tersebut.
Allah swt berfirman sebagai berikut:
“, Demi malam apabila menutupi ( cahaya matahari ).Demi siang apabila terang benderang,” (QS Al-Lail[92]:1-2.
 
Malam ibarat tempat tenang dan tabir penghalang. Tidur adalah ketenangan,ketentraman dan keamanan hidup.
Seseorang memejamkan matanya,ketika itu seolah-olah indra penglihatannya dan pendengarannya tertutup tabir.
Seakan-akan ada penghalang yang mencegah rangsangan cahaya atau bunyi yang dalam keadaan normal dapat merambat masuk sehingga,jika kita merenggangkan kedua kelopak mata mata orang yang sedang tidur,dia tidak dapat melihat meskipun kedua matanya terbuka.Saat itu pula,organ dan sistim tubuh beristirahat,otot-otot bisep mengendur,jantung stabil dan berdetak pelan,tensi darah pada pembuluh arteri melambat,aliran darah stabil,pernafasan menjadi tenang,pelan dan teratur. Dalam keadaan tidur,organ- organ dan jaringan-jaringan tubuh memperlambat penyerapan oksigen dan nutrisi lainnya.Aktivitas sebagian besar kelenjar-kelenjar dalam tubuh pun berkurang,dan susunan saraf menjadi stabil.Keadaan tenang seperti ini akan terus berlangsung sampai tiba waktunya bangun dari tidur.secara otomatis, alat-alat tubuh  berfungsi seperti sediakala,vitalitas organ dan jaringan tubuh bertambah,panca indra kembali kepada keadaan semula dan otot-otot bisep kembali bekerja. Tidur juga memberikan kedamaian,keamanan dan juga ketentraman kapan pun dilakukan.
Allah SWT berfirman:
“(Ingatlah) tatkala Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai ketentraman dari-Nya.” (QS Al-Anfal[8]:11)

Setelah beraktivitas tubuh akan menempuh level semangat yang baru dan siklus biologis hariannya akan terus berlangsung sampai sore hari. Ketika hari mulai gelap,dia kembali pulang,Rasa kantuk menyerang membuatnya terlelap dalam tidur.
Siklus ini terjadi berulang-ulang para ilmuwan menyebutnya circadian rhythm.

Macam (aneka macam) tidur
Allah SWT berfirman sebagai berikut;
“Dialah Allah tiada Tuhan selain Dia yang Mahahidup dan Maha Mengurus ( Makluk hidup-Nya ) Dia tidak terkantuk (sinah) dan tidak tidur (naum),” QS Al-Baqarah[2]:255).

Dalam ayat diatas Allah SWT membedakan antara rasa kantuk adalah kondisi  saat seseorang kehilangan kesadaran terhadap keadaan sekitarnya untuk waktu yang sangat singkat,dan kesadaran itu dapat dikembali dengan cepat tanpa membuatnya tertidur.
Terkadang rasa kantuk terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri, dan keadaan ini tidak membuatnya terjatuh, tentunya waktu ini benar benar singkat.Mimpi atau perubahan Aktivitas organ dan sistim tubuh sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Tidur digambarkan dalam Alquran banyak sebutan.Sebutan-sebutan itu memiliki penjelasan dan kesan tersendiri. Sebutan ini mencakup seluruh makna tidur ( naum ), namun tidak mencakup rasa kantuk(sinah).

Berikut beberapa istilah yang dipergunakan kata al-nu”as. Kata ini ditemukan pada firman Allah swt berikut :
“ ( Ingatlah ) tatkala Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai ketenteraman dari NYA”, QS Al-Anfal[8]:11).

Al-nu”as adalah tidur tidak terlalu lelap,sehingga tidak ada mimpi yang mengganggu tidurnya.atau al-sabat,yaitu tidur lelap yang hampir  menghilangkan seluruh kesadaran. Lalu,ada juga kata al-manam.
Ini bisa ditemukan pada ayat berikut :
  “Ketika Allah menampakan mereka  dalam mimpi tidurmu,dalam jumlah yang sedikit,” (QS Al-Anfal [8];43)

Mimpi  yang dialami orang tidur adalah kenyataan yang tak terelakan.Setiap orang mengalaminya,baik anak-anak maupun dewasa,dapat dikatakan bahwa mimpi adalah keistimewaan dan keadaan yang pasti terjadi pada setiap orang.Permasalahan sekitar mimpi masih menjadi pertentangan dikalangan para ahli dan dokter diberbagai tempat.Orang yang matanya,namun dia dapat melihat,membedakan warna,merinci sesuatu menentukan besar kecil, jauh dekat,pendengarannya menafikan keadaan dunia nyata yang ada disekelilingnya.Dia tidak dapat mendengar orang-orang yang sedang bercakap-cakap didalam satu ruangan dengannya akan tetapi,dia mendengar hal-hal yang tidak didengar oleh orang-orang diruangan itu atau siapa pun juga.

Dia juga mampu mengingat apa yang didengarnya,merenungkan kejadian itu,dan membuatnya tetap terekam dalam ingatan,bahkan setelah ia terjaga dari tidur.  (Di kutip dari Ensiklopedia Mukjizat Alqur’an dan Hadist, Edisi 2, Kemukjizatan Penciptaan manusia).

No comments:

Post a Comment