Berbagai cara yang tempuh orang untuk meraih atau mempertahankan
sebuah kekuasaan,ada dengan cara yang konstitusioal (sesuai aturan) dan
ada dengan cara yang inkonstitusional (di luar aturan).Bentuk yang
inkonstitusional,antara lain money politik dan dukun politik.Menjelang
suatu pemilihan,entah pemilihan calon legislatif atau calon kepala
desa,tidak sedikit diantara mereka yang menggunakan politik dukun,yaitu
mendatangi dukun untuk meminta petunjuk dan bantuan untuk mendapatkan
kemenangan.Dukun dijadikan sebagai konsultan politik,tim sukses atau
dewa penolong.Di antaranya ada yang berhasil karena kebutulan sejalan
dengan takdirnya,namun tidak sedikit pula orang yang tertipu,kehilangan
banyak uang namun yang diperoleh adalah kegagalan,mengapa ? karena
memang tidak sejalan dengan takdir yang telah ditetapkan Allah.Nanti
setelah gagal baru disadari bahwa ternyata dukun itu tidak bisa berbuat
apa-apa selain yang dikehendaki Allah.
Pakar paranormal Permadi mengungkapkan, penggunaan jasa orang pintar
yang dapat menggunakan santet kerap terjadi menjelang pelaksanaan
pemilu. Biasanya, penggunaan ilmu santet digunakan untuk menjatuhkan
lawan-lawan politik.”Banyak kalau sudah mau pemilu sekarang ini.
Orang-orang pada datang ke dukun untuk dibantu biar bisa menang pemilu,”
katanya, Sabtu (23/3/2013).
Fenomena mistik atau perdukunan akhir-akhir ini di tanah air ini masih
menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Mulai dari rencana pembuatan
undang-undang santet hingga perseteruan Adi Bing Slamet versus mantan
guru spiritualnya, Eyang Subur. Tak hanya itu, penggunaan jasa dukun,
cenayang, guru spiritual atau apalah namanya, juga menjangkiti para
pejabat kita. Sulit memang dibuktikan, namun rasa-rasanya tak satu pun
pejabat yang tak pernah mengunjungi dukun.
Dukun bisa meyakinkan pengguna jasanya untuk mempercayai
ucapannya.Dihadapan klien dukun memberikan harapan akan sesuah
kemenangan yang diukti dengan petunjuk seperti harus mendatang suatu
tempat atau keramat,harus bernazar pada tempat atau kuburan keramat,dan
yang menjadi perkara wajib adalah menyimpan amplot ala kadarnya sebelum
berhasil dan kalau berhasil maka lebih dari itu.Banyak yang mempercayai
dukun,karena selain yang terbukti ucapannya adapula karena orangnya
sudah haji.Dianggapnya dukun itu sebagai orang yang mendapat berkah dari
Allah sehingga apapun yang dimintanya akan terkabul.Dari 100 orang yang
mendatangi dukun,munking ada 20 yang berhasil itupun karena sejalan
dengan takdirnya dan 80 gagal karena bukan atau belum takdirnya.
Bahaya mendatangi Dukun
Penulis bukanlah seorang ulama yang mendalami ajaran agama.Penulis
adalah seorang mantan pengguna jasa dukun.Penulis tidak berani
mengatakan bahwa mendatangi dukun atau meminta bantuan dukun adalah
perbuatan yang membahayakan diri kita.Penulis hanya bisa mengutip
ayat-ayat Allah dan hadis Rasulullah SAW yang berkaitan dengan masalah
mistik,gain,perdukunan ataupun ramalan,nanti pembaca yang membuat
kesimpulan sendiri tentang bagaimana hukum mendatangi atau menggunakan
jasa dukun untuk meraih sebuah kekuasaan.
Allah Ta’ala berfirman:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
Dari sebagian para isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu dia bertanya kepadanya tentang
suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.”
(HR. Muslim no. 2230)
Dari Abu Hurairah dan Al Hasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ
كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa
yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Al-Qur`an) yang
diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Ahmad no.
9171)
Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata;
سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاسٌ عَنْ
الْكُهَّانِ فَقَالَ لَيْسَ بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ
مِنْ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا مِنْ الْجِنِّيِّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ
وَلِيِّهِ فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ
“Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengenai dukun-dukun, lalu beliau menjawab: “Mereka (para dukun)
bukanlah apa-apa.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang
mereka ceritakan adalah benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang
dicuri oleh jin, kemudian dia membisikkannya ke telinga walinya (dukun)
lalu mereka mencampuradukkan bersama kebenaran itu dengan seratus
kedustaan.” (HR. Al-Bukhari no. 5762 dan Muslim no. 2228)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah -rahimahullah-,dalam Kitab Tauhid berkata,
“Al-arraf (dukun) adalah nama bagi al-kahin (peramal), munajjim (ahli
nujum), ar-rammal (tukang tenung), dan semisalnya mereka dari
orang-orang yang berbicara dalam masalah ghaib dengan metode-metode
semacam itu.” Menurut Ibnu Taimiah bahwa semua orang yang mengklaim
mengetahui perkara ghaib maka dia adalah dukun. Karenanya walaupun
gelarnya dirubah menjadi ustadz, atau kyai, atau para normal , orang
pintar, sanro, atau gelar-gelar lainnya, maka dia tetaplah seorang dukun
yang berlaku padanya hukum-hukum selama dia mengaku mengetahui perkara
ghaib. Karena hakikat dan hukum tidak akan berubah dengan berubahnya
nama, yakni: Selama hakikat dari sesuatu itu sama maka hukumnya juga
sama walaupun namanya berbeda.
Maka perkara ghaib merupakan hak Allah Ta’ala semata, tidak ada satu
makhluk pun yang mengetahuinya baik dari kalangan malaikat maupun para
Nabi. Karenanya barangsiapa yang mengaku mengetahuinya maka dia adalah
dukun walaupun sesekali dia berkata benar.
No comments:
Post a Comment